Pengertian & Karakteristik Metaverse, Dunia Virtual Yang Sedang Naik Daun

Pengertian & Karakteristik Metaverse, Dunia Virtual Yang Sedang Naik Daun

Apa kamu pernah mendengar istilah metaverse? Akhir-akhir ini, metaverse marak diperbincangkan. Bahkan, perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook dan Microsoft pun ikut merangkul istilah ini.

Puncaknya, istilah metaverse makin terkenal setelah Facebook, perusahaan milik Mark Zuckerberg, melakukan rebranding dan mengganti nama perusahaannya. Di tahun 2021, nama Facebook Inc. berubah menjadi Meta Platforms, Inc.

Sebetulnya apa itu metaverse dan apa yang membuatnya sangat populer? Yuk simak pembahasannya di artikel berikut ini!

Pengertian metaverse, dunia virtual yang sedang populer

Pengertian metaverse, dunia virtual yang sedang populer
Sumber foto: UK Black Tech

Secara sederhana, konsep metaverse adalah suatu dunia virtual yang bisa digunakan bersama. Dunia metaverse adalah dunia yang hiperealistis, imersif, sekaligus interaktif.

Dukungan dari teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) membuat ruang virtual ini menjadi sangat realistis dan imersif. Dalam satu dunia metaverse, bisa terdapat beberapa dunia virtual reality dimana setiap orang bisa berinteraksi dan merasakan pengalaman 3 dimensi baru.

Pengalaman 3 dimensi ini sangat imersif dan kamu bisa melakukan berbagai macam hal secara online. Contohnya berbelanja, bertemu kerabat dan teman, pergi ke konser. bahkan work from home.

Semuanya bisa dilakukan secara real-time, seakan melakukannya langsung di dunia nyata. Metaverse adalah dunia yang menawarkan keajaiban baru berinteraksi secara online.

Baca juga: Bagaimana Tren Metaverse akan Berkembang di Tahun 2023

Sejarah metaverse

sejarah dunia metaverse neal stephenson
Foto oleh GeekTyrant

Konsep teknologi bagi metaverse, virtual reality, sebenarnya sudah ada dari tahun 1938 lho. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Antonin Artaud, penyair asal Prancis, untuk koleksi tulisan miliknya.

Kemudian, istilah metaverse sendiri pertama kali diperkenalkan oleh penulis fiksi asal Amerika Neal Stephenson di tahun 1992. Istilah ini diperkenalkan lewat bukunya yang berjudul Snow Crash. Snow Crash bercerita mengenai dunia distopian, di mana orang-orang kaya di masa depan melarikan diri ke dunia 3 dimensi baru.

Dunia 3 dimensi ini dimulai dari jalan sepanjang 65,536 km yang mengelilingi bumi. Kemudian, setiap orang dapat mengembangkan dunia milik avatar mereka dengan cara membeli, membangun, atau merenovasi real estat virtual.

Kamu juga dapat menemukan referensi konsep metaverse di budaya pop modern. Film Matrix dan Ready Player One adalah sebagian contohnya.

Baca juga: Buka Meta Avatars Store di Metaverse, User Bisa Membeli Outfit Digital dari Luxury Brand

Karakteristik Metaverse

Metaverse Semakin Populer, Akankah Berpengaruh pada Sektor Perhotelan?  Halaman all - Kompas.com
Sumber foto: Kompas

Sebagai dunia yang berbasis di dunia maya, layaknya teknologi lainnya, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu ruang virtual bisa dikategorikan sebagai metaverse. Melansir Sensorium XR, dunia metaverse harus memiliki 6 kriteria berikut:

Ruang terbuka dan tidak ada batasan antar pengguna

Sebagai teknologi dunia virtual berbasis tiga dimensi, metaverse harus bisa menciptakan ruang tanpa batas. Batas yang dimaksud adalah batas antara dunia nyata dan dunia maya yang didukung VR & AR.

Ruang maya ini harus menjadi lingkup tidak terbatas bagi pemakainya. Berapa banyak orang yang bergabung, aktivitas apa saja yang dilakukan, dan industri apa saja yang bisa berpartisipasi. Dunia ini harus bisa mendobrak batasan yang selama ini masih ada di lingkup dunia maya.

Persisten 

Metaverse akan selalu aktif. Teknologi ini tidak bisa dihentikan, di-reboot, atau reset. Pengguna bisa mendapatkan akses secara bebas kapan saja. Perkembangan metaverse dari waktu ke waktu akan berjalan seiring dengan kontribusi penggunanya, termasuk dari segi konten dan desain. 

Baca juga: Sekarang Kamu Bisa Masuk ke Dunia Virtual dengan Metaverse

Menerapkan sistem desentralisasi

Mungkin kamu bertanya-tanya, perusahaan mana yang memiliki teknologi canggih ini? Nyatanya, metaverse tidak dimiliki oleh perusahaan manapun, melainkan dimiliki seluruh penggunanya.

Pengguna bisa memegang kendali atas data pribadi mereka. Blockchain merupakan bagian besar dari metaverse yang memastikan segala transaksi keuangan virtual bersifat publik, dapat dilacak, dan aman dari waktu ke waktu.

Teknologi yang imersif

Teknologi memukau yang interaktif menjadi karakteristik menonjol dari metaverse. Tak heran banyak perusahaan yang melirik teknologi ini. Keunikannya juga menarik banyak orang untuk menjadi pengguna.

Dengan menggunakan headset VR, kacamata AR maupun ponsel pintar milikmu, kamu bisa merasakan interaksi digital dengan lebih nyata. Sebagai dunia maya yang terlihat realistis, metaverse dapat beradaptasi dengan lingkungan, objek, warna dan pencahayaan di sekitar pengguna.

Baca juga: iHeartMedia Berencana untuk Membawa Podcast di Metaverse, Bagaimana Caranya?

Ekonomi virtual 

Jenis mata uang digital membawa peran penting dalam memberdayakan ekonomi virtual secara penuh. Pengguna metaverse dapat terlibat dalam ekonomi virtual dengan dukungan mata uang kripto, layaknya SENSO dari Sensorium Galaxy.

Pengguna dapat turut membeli, menjual, menukar aset virtual. Contoh yang dapat dibeli adalah avatar, pakaian virtual, tiket acara, hingga NFT. NFT sendiri marak diperbincangkan dan umumnya berbentuk karya seni digital.

Pengalaman sosial 

Pengertian Metaverse
Foto oleh Tara Winstead dari Pexels

Kekuatan utama dari teknologi metaverse berpusat pada penggunanya. Metaverse menciptakan ikatan sosial antara pengguna dengan karakter artificial intelligence (AI). Setiap pengguna memiliki peranan dalam menciptakan konten dan kreasi virtual dari interaksi dengan avatar yang digerakkan oleh AI.

Suasana mirip seperti dunia metaverse mungkin sudah kamu rasakan saat bermain The Sims atau Second Life. Kamu bisa mengendalikan kehidupan avatarmu secara online. Bedanya, avatar menjadi pengganti dirimu di dunia yang satu ini.

Namun, ini hanya sebagian saja dari beberapa elemen yang ada pada metaverse. Teknologi ini akan terus berkembang, mengintegrasikan berbagai elemen platform dan pengguna menjadi satu kesatuan yang memukau.

Bagaimana cara kerja metaverse?

Metaverse Decentraland
Foto oleh Forbes

Metaverse bekerja dengan bantuan platform penyedia layanan dunia virtual seperti Sandbox, Mirandus, dan juga Decentraland. Cara kerja metaverse lebih maksimal jika kamu memiliki alat bantuan canggih seperti kacamata augmented reality (AR) maupun headset VR. Meski begitu, kamu masih bisa mengakses VR via ponsel pintar atau laptop kok.

Saat memasuki platform metaverse seperti Decentraland, kamu bisa mendapatkan akses berbayar dengan mata uang kripto atau hanya bermain sebagai tamu secara gratis. Namun, siap-siap untuk mendapatkan akses terbatas dengan akses gratis, ya.

Baca juga: Meta Quest Pro, Headset Virtual Reality Terbaru untuk Berkreasi dan Kolaborasi!

Sebelum memasuki metaverse, kamu bisa buat avatarmu sendiri. Ada banyak pilihan gaya rambut, pakaian, hingga aksesori yang bisa kamu desain semirip mungkin dengan gaya aslimu.

Saat memasuki platform di dunia Decentraland, kamu akan dibawa masuk ke Genesis Plaza setelah selesai membuat avatar. Di sini, kamu akan bertemu dengan banyak avatar lainnya dan bisa berjalan-jalan mengikuti peta yang ada.

Selain mengeksplorasi Decentraland, kamu juga bisa menjelajahi tempat virtual yang sudah dibuat oleh pengguna lain. Seru, kan?

Manfaat apa yang bisa didapat dari metaverse?

Tentu saja antusiasme terhadap metaverse didasarkan oleh sesuatu: manfaat-manfaat baru yang tidak terbayang sebelumnya. Adanya teknologi ini membuat beberapa aspek kehidupan menjadi lebih mudah, bahkan tidak lagi menjemukan.

Apa saja sih manfaat metaverse? Berikut rangkumannya dari smarteye.id buat kamu!

Membuat pekerjaan lebih fleksibel

Membuat pekerjaan lebih fleksibel
Sumber foto: Pixabay

Kita semua pasti tahu, sejak adanya pandemi Covid 19, kegiatan yang dilakukan di luar rumah jadi lebih terbatas dibanding sebelumnya. Termasuk di pekerjaan kita sehari-hari.

Meski sekarang kegiatan sehari-sehari sudah berlangsung normal seperti sebelum pandemi, perubahannya masih tetap terasa. Salah satunya opsi bekerja dari rumah yang mulai diminati, terutama oleh kalangan muda.

Selain menghemat waktu perjalanan pulang pergi ke kantor, work from home (WFH) juga dianggap lebih efisien secara ekonomi. Di metaverse, kegiatan WFH juga difasilitasi lho.

Salah satu inovasi WFH lain dari Meta Inc. adalah Horizon Workrooms. Lingkup ruang ini dibuat untuk para profesional dan pemilik bisnis.

Horizon Workrooms adalah cara cepat, iemersif, dan mudah untuk berkolaborasi di dunia maya. Lakukan brainstorm ide bersama, berbagi presentasi, sekaligus menyelesaikan pekerjaan sehari-hari dengan mudah. Kamu bisa bergabung melalui video call atau dengan memakai headset VR.

Menghubungkan dunia fisik dan digital

Menghubungkan dunia fisik dan digital
Sumber foto: Pixabay

Layaknya inovasi digital pada umumnya, metaverse meniadakan hambatan geografis dalam kehidupan. Saat masuk ke dunia virtual, pengguna individu maupun perusahaan tak lagi terikat dengan lokasi fisik pada dunia nyata.

Semua pengguna dapat bertemu pada platform ini, terlepas dari lokasi dunia nyata di mana mereka berada. Saat masuk ke metaverse, pengguna bisa bermain game bersama, menonton konser, bahkan melakukan kegiatan kerja di kantor virtual. Berbagai kegiatan menarik bisa kamu lakukan tanpa perlu meninggalkan rumah.

Interaksi sosial yang lebih seru

Metaverse dari Microsoft
Foto oleh thenextweb.com

Semenjak adanya pandemi Covid 19, interaksi sosial di dunia nyata menjadi terbatas. Padahal, manusia tetap memerlukan interaksi ini. Di sinilah kelebihan platform dunia maya ini bisa berperan.

Metaverse menawarkan interaksi virtual yang mirip dengan tampilan asli di dunia nyata. Kamu bisa melakukan kegiatan berolahraga, bersosialisasi, bermain game, bahkan melakukan pertemuan bisnis secara mendalam. Apapun kondisinya, kamu tetap bisa bertemu rekan kerja, keluarga, hingga teman baru di dunia virtual ini.

Membuka Peluang Bisnis Baru

CEO Facebook yang kini dikenal dengan meta, mark zuckerberg, hadirkan metaverse
Foto oleh CNN

Sejak CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaan menjadi Meta dan memfokuskan perusahaan ke pengembangan ke metaverse, berbagai perusahaan lainnya juga turut serta memasuki dunia digital ini. Sebut saja Microsoft, Amazon, dan Disney.

Meta pun menawarkan pengalaman dalam memasarkan produk dan layanan melalui strategi pemasaran yang berbeda dari biasanya. Di antaranya seperti etalase yang tervisualisasi, pertunjukan imersif, serta keterlibatan interaktif dari pelanggan.

Baca juga: Memasuki Era Perubahan Model Bisnis, Ini Dia Sejumlah Industri di Metaverse yang Sudah Untung!

Bisnis di metaverse memungkinkan kamu untuk melihat produk, memegang, bahkan merasakannya dengan bantuan teknologi haptic. Semua dibuat lebih simpel dengan pengalaman seamless.

Jenis produk yang ditawarkan juga semakin beragam. Kamu bisa membeli tanah di dunia virtual juga, lho! Investasi properti di dunia digital dengan membeli tanah virtual di metaverse merupakan ide yang unik, bukan?

Meningkatkan kinerja sosial media

Avatar 3D dari Meta
Foto oleh Marketing Interactive

Aplikasi media sosial terus berkembang dan metaverse menjadi salah satu bentuk kemajuan sosial media. Bagaimana tidak, aplikasi sosial media dan metaverse memiliki konsep yang sama, yakni interkonektivitas antar individu secara global.

Layaknya di aplikasi media sosial, kamu bisa baca cuitan orang lain hingga menonton video. Metaverse mengembangkan pengalaman ini lebih dari sekedar media sosial namun juga untuk jual beli produk online dan juga memainkan berbagai game populer.

Kamu bisa masuk ke dunia virtual dengan avatar. Buat avatar yang mirip dengan tampilan diri di dunia nyata, lengkap dengan pakaian virtual yang sesuai dengan karaktermu!

Metaverse juga punya kekurangan

Selain dapat merasakan berbagai fungsi metaverse pada dunia virtual yang baik untuk kehidupan, ada pula beberapa kelemahan dari teknologi ini. Jadi, pastikan kamu berhati-hati agar tidak mengalaminya

Kejahatan siber

cybercrime metaverse
Foto oleh Analytics India Magazine

Salah satu masalah utama sejak awal mula terciptanya internet ialah cybercrime. Berbagai upaya telah dikerahkan untuk memperkuat tingkat keamanan sistem internet yang kita gunakan hingga saat ini.

Karena metaverse masih termasuk suatu konsep teknologi baru, keamanan siber pada inovasi ini masih perlu ditingkatkan lagi. Metaverse masih rentan terhadap berbagai kegiatan ilegal termasuk penipuan, pencucian uang, penjualan barang ilegal, serangan siber, eksploitasi anak, dan lainnya. Terlebih, sifat metaverse yang terdesentralisasi tak memberi peluang banyak bagi pemerintah untuk turut serta melawan kejahatan dunia maya.

Masalah kecanduan

Seperti pada konsumsi konten online lainnya, metaverse juga memiliki resiko menyebabkan masalah kecanduan. Biasanya, anak berusia 18 tahun rentan mengalami kecanduan game ya. Sama halnya dengan metaverse yang menghadirkan konten seru, tak hanya meliputi game online saja.

Pengguna bisa terlena dengan visualisasi virtual reality dan augmented reality yang begitu memukau. Apabila pengguna di bawah usia 18 tahun dibiarkan terekspos dengan konten virtual terlalu lama tanpa pengawasan yang baik, tentu akan berpengaruh buruk pada perkembangannya.

Sifat adiktif dari metaverse mungkin membuat pengguna sulit untuk membedakan dunia nyata dan dunia virtual. Waktu menjadi tak terasa sehingga terlalu lama menatap layar. Resiko terburuk metaverse bisa saja menyebabkan pengguna mengalami episode depresi parah ya.

Baca juga: Sekarang Kamu Bisa Menyentuh Barang secara Nyata dengan Metaverse Controller, Gimana Caranya?

Membutuhkan dukungan alat canggih

Sebagai wujud perkembangan teknologi canggih, metaverse membutuhkan dukungan alat-alat yang kompatibel pula. Untuk pengalaman yang lebih menyeluruh, pengguna membutuhkan bantuan kacamata virtual reality, sebagai contoh.

Sayangnya, tidak semua orang memiliki akses ini. Terlebih harga perangkat VR yang cenderung mahal. Ada pula masalah koneksi internet yang belum merata.

Aplikasi metaverse di dunia nyata

Industri game 

Mark Zuckerberg Meta Headset
Foto oleh CNBC

Industri game disebut-sebut sebagai investor utama teknologi ini. Tidak heran, karena industri game bisa meraup banyak keuntungan dari sini. Beberapa game populer seperti Axie Infinity, The Sandbox, dan Sorare sudah membuktikan kesuksesannya.

Apalagi Axie Infinity disebut memiliki lebih dari 350 ribu user aktif tiap harinya, dengan 3 juta user per bulannya. Teknologi ini memang memiliki faktor yang membuat penggunanya merasa spesial.

Sebut saja interaksi sosial yang tidak ada di game VR biasa, bisa diintegrasikan dengan aset NFT, bahhkan bisa meraup keuntungan dengan mata uang kripto. Teknologi ini juga menawarkan pengalaman mixed reality.

Baca juga: Pengalaman Baru Berolahraga dengan Mixed Reality

Industri pariwisata

woman in black sweater holding white and black vr goggles
Sumber foto: https://unsplash.com/@nampoh

Virtual tourism juga jadi salah satu yang mendapatkan efek positif metaverse. Terutama bagi para turis yang masih belum merasa aman untuk berpergian jauh di masa pandemi. Menurut para ahli, VR dan AR bisa menjadi terobosan baru di dunia pariwisata.

Dengan tur virtual 360 derajat, bukan hanya kamu bisa melihat lokasi wisata yang diinginkan, tapi mendapatkan pengalaman yang terasa realistis. Salah satu contoh pengaplikasian yang terkenal adalah “Try before you Fly” dari Thomas Cook.

Baca juga: Jelajahi Dunia dari Rumah dengan Virtual Tourism!

Industri perbankan

Industri perbankan

Manfaat metaverse bagi dunia perbankan sering kali terlewatkan. Padahal, mereka bertumbuh dengan cukup cepat. Berkat teknologi ini, kamu bisa mengakses sudut pandang 360 derajat sebuah bank, dari manapun kamu berada.

Jadi, kamu bisa mengetahui seluk beluk bangunan bank yang ingin dikunjungi sebelum pergi ke lokasi. Tidak perlu punya perangkat VR yang canggih, ini dapat diakses dari laptop atau ponsel pintar milikmu. Belum lagi keuntungan dari aset virtual seperti blockchain, NFT, dan cryptocurrency yang mudah diakses lewat metaverse.

Industri real estat dan properti

Industri real estat dan properti

Salah satu kelebihan metaverse adalah memberikan pengalaman virtual yang terasa nyata, jadi nggak heran kalau industri real estat pun bisa memanfaatkan hal ini.

Dengan opsi tur properti yang tersedia di metaverse, calon pembeli tidak harus datang langsung ke lokasi. Klien pun tidak perlu menghabiskan banyak waktu melakukan survei ke banyak lokasi. Semuanya bisa diakses bermodalkan internet dan gadget saja.

Kelelebihan lainnya, tur secara virtual di metaverse bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan selera klien. Industri real estat melihat ini sebagai peluang untuk membuat aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan realtor dan klien.

Baca juga: Tren Marketing Property Real Estate di Tahun 2022

Industri manufaktur

Industri manufaktur
Sumber foto: Analytics Vidhya

Industri manufaktur dapat menggunakan metaverse untuk membentuk pabrik virtual, di mana setiap orang yang berpartisipasi dapat melihat pipeline seluruh kegiatan produksi dari awal hingga akhir. Kemudian, jika diperlukan, dapat membuat perubahan secara real-time.

Selain itu, ada pula keuntungan metaverse bagi para pekerja. Perusahaan bisa memberikan pelatihan tanpa pekerja harus datang ke kantor atau hadir secara fisik. Bagi para pekerja, hal ini tentu akan menghemat waktu dan lebih efisien secara akomodasi.

Berubahnya cara bekerja menjadi remote working

remote working berkat adanya metaverse
Sumber foto: Pixabay

Perubahan besar dan masif dari cara kerja tradisional juga diperkuat dengan adanya metaverse. Memang, remote working mulai menjadi alternatif sejak adanya pandemi Covid 19, namun munculnya metaverse juga memperkuat argumen kalau bekerja secara remote bisa dilakukan dari mana saja.

Sejauh ini, beberapa perusahaan korporat besar dunia sudah menggunakan model kerja baru menggunakan metaverse. Virtual office ini diadaptasi oleh nama-nama besar seperti Nike, Intel, YouTube, hingga korporat restoran cepat saji McDonalds.

Bukan hanya korporasi, tetapi juga start up mengikuti pola kerja virtual ini. Sebut saja Gravity Sketch dan Upland.

Munculnya VR training untuk kerja secara remote

Munculnya VR training untuk kerja secara remote
Sumber foto: Pixabay

Gambaran use case metaverse lainnya dalam kerja secara remote adalah pemakaian VR training bagi para karyawan. Di sini, karyawan dilatih melakukan pekerjaanya dengan cara memanfaatkan simulasi digital.

Pelatihan digital ini bisa memberi keuntungan pada pelatihan tertentu, atau proses onboarding karyawan. Terutama jika perusajaan memiliki banyak materi seperti manual, video, atau audio yang bisa diakses secara digital.

Selain itu, kerja secara remote dalam lingkup virtual juga bisa meningkatkan minat kolaborasi karena tidak harus datang langsung ke kantor. Perusahaan dapat menyediakan perangkat VR untuk melakukan meeting secara online. Belakangan ini, memakai avatar 3 dimensi sedang tren di kalangan ruang kerja digital.

Ada beberapa ruang digital yang bisa diakses untuk bekerja. Contohnya Horizon Workrooms, Spatial, dan Mozilla Hubs.

Apa Indonesia punya platform metaverse sendiri?

Metanesia dari Telkom
Sumber foto: CNBC

Jawabannya, ya! Belum lama ini, perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom, meluncurkan platform metaverse buatan dalam negeri. Platform ini diberi nama metaNesia. Tak kalah dari luar negeri, di platform ini kamu bisa bersosialisasi, berinteraksi, bermain, dan berkreasi di dunia metaverse tanpa adanya batasan.

Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Platform Metaverse Terbaru dari Indonesia, metaNesia!


Itulah pembahasan mengenai pengertian, karakteristik, pengaplikasian, juga konsep metaverse yang sudah dilakukan. Apa kamu jadi penasaran ingin mencoba pengalaman virtual ini?

Selain soal dunia metaverse, ada pula informasi menarik tentang AR, VR, mixed reality, dan perkembangan teknologi terbaru lainnya di blog smarteye.id lho. Jadi, jangan sampai ketinggalan dan cek terus artikel lainya!

Alyssa Sachan

Alyssa Sachan