Penggunaan Teknologi Facial Recognition di Seluruh Dunia, Yuk Cari Tahu!

Penggunaan Teknologi Facial Recognition di Seluruh Dunia, Yuk Cari Tahu!

Saat kamu melihat sebuah film detektif atau film yang bertema kepolisian, pernahkah terpikir bagaimana cara mereka menangkap pelaku? Hal yang sama juga berlaku di dunia nyata, apa pihak kepolisian memakai metode yang sama?

Terkadang, rasa penasaran itu berubah menjadi rasa kagum berkat cepatnya mereka mengumpulkan informasi. Dalam film, umumnya para polisi mencari pelaku dengan cara menganalisa sidik jari di tempat kejadian.

Selain menggunakan sidik jari, polisi juga sering bekerjasama dengan pihak lainnya untuk mengakses kamera CCTV dan melakukan pengenalan wajah. Baik itu pengenalan wajah dengan sketsa atau deskripsi pelaku. Malah di beberapa film, pengenalan wajah terjadi secara otomatis begitu menyalakan kamera.

Kamera apa yang bisa melakukan teknologi pengenalan wajah secanggih itu? Apa pembuatannya menggunakan aplikasi khusus?

Teknologi ini dikenal dengan teknologi pengenalan wajah atau lebih umum dengan istilah teknologi facial recognition. Yuk, bahas lebih lanjut tentang face recognition!

Apa yang dimaksud face recognition?

Apa yang dimaksud face recognition?

Secara singkat, teknologi face recognition adalah ada teknologi yang bisa melacak wajah manusia secara digital. Kemampuan ini terfokus kepada analisa biometrik pada gambar atau visual. Biometrik sendiri adalah adalah pengukuran dan perhitungan tubuh yang berkaitan dengan karakteristik manusia.

Metode ini mampu mengidentifikasi dan mengkonfirmasi identitas seseorang hanya melalui tampilan wajahnya saja. Sistem ini dapat memindai melalui foto, video, maupun secara langsung. Biasanya, teknologi facial recognition digunakan untuk membantu mencari orang hilang, menjaga keamanan dan mengidentifikasi wajah pelaku kriminal.

Baca juga: Teknologi Memberikan Dampak Baik atau Justru Buruk, ya?

Sejarah teknologi face recognition

Sejarah teknologi face recognition

Sejarahnya, teknologi facial recognition sudah ada dari tahun 1960-an. Seorang ilmuan komputer bernama Woodrow Wilson Bledsoe pertama kali mengembangkan sistem yang mampu mengkasifikasikan berbagai foto wajah. Kemudian, pihak penegak hukum mulai tertarik dengan inovasi ini dan mengembangkan sistem pemindaian wajah sendiri.

Awalnya, teknologi facial recognition digunakan dalam lingkup terbatas. Namun, pada tahun 2001 teknologi facial recognition mulai dikenal secara luas dan digunakan pada acara Super Bowl XXXV.

Di era 2000-an, kemajuan teknologi face recognition berkembang makin pesat. Pada tahun 2011, sistem pemindaian berhasil mengidentifikasi teroris Osama bin Laden.

Bukan hanya di dunia investigasi saja lho. Teknologi face recognition pun sudah dipakai untuk meningkatkan harapan hidup, caranya dengan memakai teknologi ini pada aplikasi penanggulangan bencana alam.

Selain pada aplikasi penanggulangan bencana alam, facial recognition juga dipakai secara komersil pada telepon genggam dan perangkat pribadi lainnya. Tentunya, kamu pasti sudah tak asing lagi dengan Face ID pada perangkat iPhone dari Apple kan?

Baca juga: Penggunaan Teknologi untuk Penanggulangan Bencana Alam

Facial recognition tuai kritik 

Teknologi Facial Recognition
Foto dari Inews

Meski memiliki banyak manfaat, inovasi ini menuai sejumlah kontroversi dari publik. Pasalnya, teknologi facial recognition dianggap mengancam hak privasi masyarakat.

Dengan adanya kemampuan pelacakan pergerakan, muncul kekhawatiran yang signifikan terhadap hak asasi manusia dan potensi terganggunya privasi pribadi. Hal ini pun diperkeruh dengan maraknya peretasan data.

Di Amerika Serikat sendiri, sistem pemindaian wajah menunjukkan kekurangannya dalam mengidentifikasi wanita dan etnis minoritas. Akurasi yang tidak sepenuhnya benar ini dapat menyebabkan kesalahan penangkapan identitas.

Apabila data diri dalam bentuk rekaman wajah ini diakses oleh peretas, keamanan publik menjadi terancam dan menimbulkan banyak kerugian. Data yang bocor dikhawatirkan bisa memicu terjadinya tindak kriminal.

Algoritma yang dipakai untuk teknologi facial recognition

Algoritma yang dipakai untuk teknologi facial recognition

Setelah mengetahui sejarah diciptakannya teknologi ini, mungkin kamu penasaran bagaimana cara face recognition bekerja dan teknologi apa yang mendasarinya. Teknologi yang dipakai sebagai dasar pemindaian wajah adalah machine learning.

Apa pengertian dari machine learning? Machine learning adalah salah satu cabang dari kecerdasan buatan (artificial intelligence). Disiplin ilmu ini mencakup perancangan dan pengembangan, memungkinkan komputer untuk mengembangkan perilaku berdasarkan data empiris.

Tipe algoritma machine learning yang paling umum digunakan dalam pengembangan facial recognition adalah Convolutional Neural Network (CNN). CNN sendiri adalah jaringan saraf tiruan yang paling pas untuk pekerjaan seperti pengelompokan data visual.

Cara kerja Convolutional Neural Network (CNN)

Cara kerja Convolutional Neural Network (CNN)

CNN kemudian mengekstraksi fitur-fitur yang ada pada gambar. Fitur yang dikumpulkan digunakan sebagai dasar mengelompokan data visual dalam kategori tertentu. Adanya CNN dalam sebuah teknologi face recognition penting, karena CNN dapat mengoptimalkan kemampuan menganalisa fitur wajah manusia yang kompleks.

Misalnya saja, teknologi Convolutional Neural Network sederhana hanya dapat menganalisa fitur wajar sederhana. Contohnya bentuk hidung seseorang, bentuk mata, atau posisi antar mata.

Sebaliknya, teknologi Convolutional Neural Network yang lebih dalam dan terfokus dapat mengumpulkan dan mengenali fitur wajah yang lebih kompleks. Kompleks di sini dimaksud dengan informasi lebih detail mengenai wajah seseorang, seperti bentuk dagu bahkan hingga tekstur kulit. Mengagumkan, bukan?

Begitu Convolutional Neural Network sudah terbiasa mengumpulkan banyak set data wajah seseorang, teknologi ini bisa digunakan untuk mengenali wajah baru di data visual yang baru pula. Proses inilah yang dikenal banyak orang sebagai facial recognition.

Seberapa efektif teknologi ini di dunia nyata?

face recognition

Dilansir dari NEC, perusahaan teknologi asal Selandia baru, keefektifan teknologi facial recognition hingga 99.97% memungkinkan di dunia nyata. Namun, angka itu didapat jika berada dalam kondisi ideal.

Misalnya pencahayaan dan posisi objek yang ideal, dimana wajah dapat terlihat jelas tanpa halangan seperti tidak adanya blurring atau penutup wajah.

Skor keakuratan facial recognition bisa disandingkan dengan hasil pemindaian iris mata terbaik. Namun, perlu diperhatikan bahwa kondisi yang mempengaruhi keakuratan di dunia nyata tidak selamanya ideal.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keakuratan teknologi facial recognition. Contohnya kualitas resolusi gambar, umur, penutup wajah, dan pencahayaan.

Bagaimana penerapan face recognition di seluruh dunia?

Bagaimana penerapan face recognition di seluruh dunia?

Kontroversi sudah menjadi hal yang lumrah terjadi, terutama di bidang teknologi. Meski begitu, teknologi face recognition ini juga banyak berkontribusi pada kemajuan kualitas hidup di berbagai belahan dunia.

Seperti apa penerapan teknologi yang satu ini di seluruh dunia? Yuk baca lebih lanjut artikelnya!

Penangkapan pelaku kriminal di Inggris 

Berbanding terbalik dari kritik di atas, Inews memberitakan bahwa pihak kepolisian di London berhasil menangkap seorang pria berusia 32 tahun. Semua ini dengan bantuan face recognition.

Pria tersebut merupakan tersangka pelanggaran narkoba dan kekerasan di Westminster. Dalam operasi penangkapan ini, sistem pemindaian dipasang pada unit kendaraan. Fitur kamera dan perangkat biometrik digunakan untuk memeriksa identitas publik yang berlalu-lalang secara real-time. Kemudian, data yang terkumpul diverifikasi dengan database yang ada untuk menemukan tersangka.

Baca juga: Teknologi Augmented Reality di Balik Keberhasilan Face Filter Milik Instagram!

Teknologi facial recognition berperan sebagai alat yang cukup penting dalam proses penangkapan ini. Penggunaan sistem ini menjadi pelengkap bagi sistem kepolisian yang lebih luas demi mengatasi kejahatan dan kekerasan di berbagai wilayah Westminster.

Polisi pun menyampaikan bahwa data yang tidak cocok dengan identitas pelaku kriminal akan segera dihapus. Jadi, keamanan identitas tetap terjamin

Selain pria 32 tahun tadi, polisi juga berhasil menangkap beberapa pelaku kriminal lainnya seperti pelaku pelanggaran lalu lintas dan pelaku ancaman pembunuhan. Potensi kriminalitas tinggi seperti ini memerlukan respon tanggap sekaligus penanganan cepat dari pihak kepolisian.

Kecanggihan teknologi face recognition sudah terbukti dampaknya pada kasus ini. Oleh karena itu, pihak berwajib menanggap sistem pemindaian wajah sebagai alat dengan visibilitas tinggi yang penting untuk memberantas kejahatan.

Baca juga: Perkembangan Tren Teknologi Informasi di Seluruh Dunia

Penggunaan face recognition di sarana transportasi umum Eropa

woman, train, subway

Eropa pun tidak ingin melewatkan kecanggihan teknologi ini. Saat ini, face recognition sudah menjadi hal yang umum di negara gabungan Eropa. Terutama untuk meningkatkan keamanan.

Keamanan yang dimaksud termasuk pada tempat transportasi umum. Contohnya halte bus, stasiun kereta api, dan bandara. Perangkat yang menggunakan teknologi ini umumnya adalah CCTV.

Contoh lainnya dari Inggris, polisi London pernah memasang serangkaian kamera CCTV dengan teknologi facial recognition pada Januari 2020. Penangkapan pelaku pertama berhasil dilakukan pada bulan Februari 2020.

Saat ini polisi Jerman juga memakai teknologi face recognition. Hal ini dibuktikan dengan rencana memasang kamera dengan teknologi facial recognition di 134 stasiun kereta api dan 14 bandara.

Penggunaan kamera CCTV di negara Amerika Utara

Penggunaan kamera CCTV di negara Amerika Utara

Mirip seperti pengaplikasian di negara Eropa, negara di bagian Amerika Utara pun menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk investigasi dan keamanan. Belum lama ini Persemakmuran Bahama, negara di Kepulauan Karibia menggunakan teknologi facial recognition untuk menemukan korban hilang dalam bencana badai topan Dorian.

Sebagian besar negara bagian yang tergabung di Amerika Serikat sudah mengaplikasikan teknologi ini. Sejauh ini, lebih dari 50% warna Amerika Serikat sudah terdata di pangkalan data kepolisian Amerika.

Baca juga: Kacamata AR Face Recognition Kontroversial Yang Digunakan Angkatan Udara AS

Bagaimana dengan penerapan facial recognition di Amerika Selatan?

Bagaimana dengan penerapan facial recognition di Amerika Selatan?

Penerapan teknologi ini jauh lebih ditekankan di negara bagian Amerika Selatan. Bahkan, efeknya sangat terlihat jelas bagi kepolisian Argentina.

Berkat teknologi face recognition, kepolisian Argentina berhasil mendapatkan 590 identifikasi yang positif hanya dalam 6 minggu saja di 2019. Mengangumkan bukan?

Di tahun yang sama, efek serupa pun terlihat di Brazil. Berkat rangkaian dari 16 kamera face recognition saja, kepolisian Brazil berhasil melakukan 134 penangkapan.

Asia Tengah dan Timur Tengah pun tidak ketinggalan menikmati manfaatnya

Asia Tengah dan Timur Tengah pun tidak ketinggalan menikmati manfaatnya

Beberapa negara di daerah Timur Tengah terkenal dengan kemampuannya menggunakan teknologi facial recognition dengan cerdas. Hal yang sama pun bisa dikatakan untuk beberapa negara di Asia Tengah.

Contohnya saja, kepolisian Uni Emirat Arab baru-baru ini melakukan pembelian 50 buah smart glasses yang dilengkapi teknologi pengenalan wajah. Ini dilakukan agar mengenali wajah target lebih mudah dilakukan di keramaian.

Kemudian, Kazakstan menggunakan teknologi yang sama untuk mencari buronan polisi. Selain itu, sebagian besar kota di negara ini sedang melakukan uji coba teknologi face recognition untuk menggantikan sistem tiket yang sekarang sedang diterapkan di moda transportasi umum.

Teknologi facial recognition sendiri sudah digunakan 76% negara di daerah Timur Tengah dan Asia Tengah. Ini membuat mereka menjadi salah satu daerah terbesar yang menetapkan teknologi pemindaian wajah.

Baca juga: Prediksi Teknologi Masa Depan yang Bisa Mengubah Dunia

Lalu, bagaimana teknologi pemindaian wajah diterapkan di Asia?

teknologi pemindaian wajah diterapkan di Asia

Negara Tiongkok sendiri menjadi pemimpin dalam penerapan teknologi pemindaian. Bukan hanya pemindaian wajah, melainkan juga pengawasan.

Kurang lebih ada setidaknya satu CCTV untuk setiap 12 warga negara di seluruh daratan Tiongkok. Bahkan, Tiongkok disebut-sebut sebagai salah satu yang terdepan dalam mempromosikan penggunaan teknologi facial recognition di dunia.

Hingga saat ini, Tiongkok sudah menjual atau memberikan teknologi facial recognition pada setidaknya 16 negara di luar Asia Tenggara. Tiongkok juga diprediksi sudah mendominasi sebanyak 45% market share teknologi ini dalam skala dunia.

Baca juga: Uji Coba Kacamata Augmented Reality dari Google, Bagaimana Hasil serta Penggunaannya?

Bahkan di negara Jepang, facial recognition diimplementasikan dengan lebih ekstrim. Dikatakan bahwa pemerintah Jepang berencana menganjurkan kasino menarapkan teknologi ini. Tujuannya untuk mencegah pecandu judi untuk melakukan judi yang berlebihan.

Apa teknologi face recognition juga digunakan di benua Afrika?

face recognition juga digunakan di benua Afrika

Mengetahui jika teknologi facial recognition digunakan di negara-negara besar mungkin terdengar lumrah. Namun, bagaimana keadaannya di benua Afrika?

Jangan salah, benua yang terkenal dengan keindahan alamnya ini juga menggunakan teknologi canggih ini, lho! Walaupun sampai saat ini, teknologi facial recognition baru digunakan di sekitar 20% dari total negara di benua Afrika.

Meski begitu, presentase ini memiliki kemungkinan untuk naik di kemudian hari. Hal ini dikarenakan sudah ada beberapa negara di benua Afrika yang membeli teknologi pengawasan dengan facial recognition dari Tiongkok. Kemudian, 13% dari keseluruhan negara di benua ini sedang mempertimbangkan untuk mengaplikasikannya.

Baca juga: Penggunaan Facial Recognition di Berbagai Aspek Kehidupan, Ada Apa Saja?

Dilansir dari Biometric Update, perusahan teknologi raksasa asal Tiongkok, Cloudwalk, bahkan sudah memiliki teknologi face recognition yang mendukung warna kulit dan ras warga negara Zimbabwe. Hal ini dimulai dari perjanjian ekspor teknologi buatan Cloudwalk ke negara tersebut.

Sebagai gantinya, Cloudwalk meminta data biometrik warga negara Zimbabwe. Ini diperlukan untuk terus melakukan pengembangan software mereka agar lebih peka dan akurat mengenali ras dengan warna kulit yang cenderung lebih gelap.

Fakta lebih mengejutkan lagi datang dari laporan Carnegie Endowment for International Peace, organisasi yang berasal dari Amerika Serikat. Menurut laporan tersebut, setidaknya ada 12 negara di benua Afrika yang sudah memakai teknologi facial recognition dari Tiongkok.

Lihat juga: Menuju 2023, Inilah Rekap Tren Teknologi 2022


Meski terkadang menuai kontroversi, kontribusi teknologi facial recognition dalam berbagai industri tidak dapat dipungkiri. Mulai dari industri teknologi sendiri, hingga memudahkan investigasi dan mengurangi tingkat kriminalitas. Teknologi face recognition dipercaya akan terus berkembang ke depannya.

Bagaimana, sudah mulai paham dengan apa itu teknologi facial recognition dan pengaplikasiannya? Cek juga artikel seputar teknologi lainnya di blog smarteye.id ya!

Alyssa Sachan

Alyssa Sachan