Manfaat AR Untuk Marketing Brand dan Contohnya, Kreatif Banget!

Manfaat AR Untuk Marketing Brand dan Contohnya, Kreatif Banget!

Saat ini, banyak teknologi canggih yang memiliki berbagai macam fitur untuk memudahkan para penggunanya. Salah satu penemuan yang terkemuka adalah augmented reality atau AR. 

Teknologi ini dapat memproyeksikan objek yang berbentuk virtual 2D atau 3D dengan objek di dunia nyata secara real time menggunakan kacamata AR atau aplikasi khusus. Tahukah kamu kalau banyak perusahaan yang mulai menggunakan augmented reality untuk marketing mereka?

Lalu, apa bedanya dengan Virtual Reality atau VR? Berbeda dengan AR, teknologi virtual reality bisa menciptakan simulasi dunia nyata. Salah satunya seperti suasana berjalan-jalan di sebuah kota di luar negeri pada Google Street View. 

Sementara, AR dapat memproyeksikan objek virtual dengan objek nyata secara real time. Maka dari itu, Augmented reality memiliki manfaatnya sendiri untuk pengguna. Contoh pemanfaatannya adalah pada saat bermain game interaktif seperti Pokémon GO. 

Banyak perusahaan yang sudah melirik AR sebagai salah satu fitur yang ditawarkan. Perusahaan-perusahaan mulai menyadari bahwa augmented reality marketing bisa sangat menguntungkan. Mengapa demikian?

Mengapa augmented reality marketing mulai populer?

Strategi marketing dengan AR
Sumber foto: Campaign Creators

Perusahaan membutuhkan augmented reality untuk marketing sebagai salah satu cara untuk berinteraksi dengan calon pembeli melalui perangkat interaktif. Contohnya pada sektor home and living.

Umumnya, banyak pembeli datang ke toko fisik hanya untuk melihat kecocokan furnitur dengan ruangan di rumah. Hal itu dapat menyulitkan pembeli jika toko atau showroom terdekat jauh dan membutuhkan waktu lama untuk ditempuh. Dengan adanya augmented reality, pembeli bisa melihat dan mengukur furnitur dari rumah saja.

Baca juga: Penggunaan Teknologi AR untuk Marketing Brand, Membantu atau Tidak?

Calon pembeli dapat mencoba sebelum bertransaksi

Calon pembeli dapat mencoba sebelum bertransaksi
Sumber foto: Threekir

Harus diakui, augmented reality memiliki potensi untuk mengembangkan bisnis dan usaha seseorang. Tak heran banyak pengusaha yang memanfaatkan kelebihan AR marketing. Salah satu kelebihannya adalah meningkatkan pengalaman pelanggan saat berbelanja.

Tidak jarang sulit bagi calon pembeli untuk mengambil keputusan, karena pilihan produk cenderung banyak dan menarik namun belum tentu cocok dengan selera. Penggunaan teknologi augmented reality dapat mengurangi masalah tersebut. Contohnya adalah brand produk kecantikan ternama Sephora yang menggunakan AR untuk membeli produk kecantikan wanita. 

Baca juga: Penggunaan Teknologi VR & AR Pada Bisnis Terbaru, Penasaran?

Dengan augmented reality, calon pembeli tidak harus datang ke toko untuk mencoba warna-warna yang disediakan. Cukup mengarahkan kamera handphone pada wajah dan mulai mencoba pilihan produk kecantikan seperti warna lipstik, perona pipi, bahkan warna rambut sebelum memutuskan produk mana yang akan dibeli..

Selain produk kecantikan, augmented reality untuk marketing juga dapat digunakan pada bidang lain seperti furnitur. IKEA, perusahaan furnitur asal Swedia menghadirkan aplikasi IKEA Place. Aplikasi ini ditujukan bagi para pembelinya yang ingin melihat sekaligus mengukur furnitur agar ukuran serta desain pas untuk ditaruh di rumah. 

IKEA Place memungkinkan penggunanya untuk memproyeksikan berbagai furnitur IKEA di rumah pengguna. Kamu dapat menempatkan kabinet, kasur, kursi, atau apapun di kamar tidur, ruang tamu, dapur, dan ruang lainnya untuk melihat apakah itu cocok dan pas dari segi ukuran ruang dan tampilan.

Konsumen sudah tidak perlu khawatir lagi tentang adanya pengembalian barang, karena aplikasi ini memperhitungkan produk berdasarkan dimensi ruang dengan klaim akurasi hingga 98 persen. Menarik, bukan?

Tur dan informasi produk secara virtual

Tur dan informasi produk secara virtual
Sumber foto: Starbucks Stories

Teknologi AR juga menawarkan potensi bagi bisnis untuk menambahkan aset digital pada lokasi fisik dan produk mereka. Pembeli dapat memindai produk atau objek yang telah menggunakan aplikasi AR untuk melihat informasi produk atau mengisi formulir. Hal ini membuat perusahaan dapat memanfaatkan teknologi AR untuk mengadakan tur produk pada toko fisiknya.

Salah satu contohnya dilakukan oleh perusahaan kopi asal Amerika, Starbucks. Perusahaan ini menggunakan teknologi AR untuk mendigitalisasi pengalaman coffee shop mereka.

Baca juga: Fitur AR dalam Aplikasi Walmart Berikan Pengalaman Unik Berbelanja di Rumah dan Toko

Pembeli yang datang ke coffee shop diajak untuk melakukan tur berkeliling toko dengan cara memindai setiap produk atau objek yang memiliki tanda melalui aplikasi Starbucks. Setelah dipindai, akan muncul informasi dan fakta-fakta menarik mengenai objek tersebut. Pembeli tanpa aplikasi AR juga dapat menikmati tur ini dengan cara memindai kode QR yang tersedia. 

Saat melakukan tur, pembeli akan mendapatkan berbagai virtual badge serta filter yang dapat digunakan di media sosial. Tur ini membuat pembeli Starbucks dapat mengetahui proses pembuatan kopi Starbucks dengan cara yang asyik dan interaktif.

Sarana strategi marketing bagi perusahaan

Campaign marketing AR Burger King
Sumber foto: Bound To Wow

Perusahaan makanan cepat saji asal Amerika, Burger King menggunakan teknologi AR sebagai salah satu strategi marketing campaign mereka di Brazil. Campaign yang bernama ‘Burn That Ad’ mengajak para konsumen atau pembeli Burger King untuk ‘membakar’ iklan-iklan kompetitornya yang tertera di billboard. 

Caranya, calon pembeli harus mengunduh aplikasi Burger King terlebih dahulu, kemudian pembeli dapat  mengarahkan kamera HP pada billboard kompetitor. Setelah diarahkan, iklan tersebut dibuat seolah-olah terbakar dan berubah menjadi voucher Burger King. 

Setiap iklan yang ‘dibakar’, konsumen atau pembeli mendapatkan voucher gratis untuk produk Whopper yang dapat ditukarkan di restoran terdekat. Strategi campaign ini dinilai berhasil, dengan setengah juta voucher Whopper telah ditukarkan. 

Dengan adanya teknologi augmented reality untuk marketing, Burger King dapat memunculkan strategi yang membuat sarana pemasaran kompetitor seperti billboard dan majalah menjadi sarana iklan untuk Burger King. Menarik bukan?

Kombinasi augmented reality dan video game

Kombinasi augmented reality dan video game
Sumber foto: Pull & Bear

Salah satu perusahaan ritel fesyen populer dunia, Pull & Bear, memanfaatkan teknologi canggih augmented reality di kelas yang lain lagi. Inditex, pemilik ritel Pull & Bear meluncurkan permainan berbasis AR hasil kolaborasi dengan Facebook Creative Shop. Permainan ini dinamai Pacific Game.

Pacific Game bercerita tentang perjalanan virtual dari California ke Tokyo, di mana pemain menggerakkan kepala mereka untuk menghindari rintangan dan mengumpulkan koin. Terdengar seru, kan?

Permainan Pacific Game didesain untuk platform media sosial dan bisa dimainkan melalui Facebook, Instagram, maupun website Pull & Bear sendiri. Khusus di Instagram, pemain bisa bermain menggunakan fitur kamera depan platform milik perusahaan Meta itu.

Selain itu, brand fashion ritel mewah seperti Gucci dan Moschino juga mulai merambah ke industri gaming. Kolaborasi Pull & Bear adalah salah satu brand terjangkau pertama yang melakukan kolaborasi game VR untuk menarik pelanggan. Tujuannya adalah menjangkau 90% generasi Z yang juga merupakan gamers.

Customer experience yang berbeda dengan AR

Customer experience yang berbeda dengan AR
Sumber foto: Twitter

Burberry menjadi salah satu brand yang berusaha keras mengajak calon konsumennya kembali berbelanja secara offline dan pergi ke toko setelah terjadinya pandemi. Kali ini, strategi yang dilakukan adalah menggunakan pengalaman augmented reality.

Burberry meluncurkan pop-up experience di Harrods bersamaan dengan rilisnya tas baru mereka, tas Olympia. Dengan kode QR yang bisa ditemukan di dalam toko, pelanggan bisa menyaksikan patung Elphis berjalan di sekitar mereka, berfoto atau membuat video bersama, dan membagikan pengalamannya pada teman.

Strategi brand marketing seperti ini memang bukan hal baru, tapi hal ini juga semakin menguatkan manfaat AR bagi pemilik bisnis dan konsumennya, terutama setelah pandemi terjadi.

Seiring dengan aturan pembatasan dan lockdown yang diangkat, bisnis berharap bisa membawa pelanggan kembali berbelanja di toko. Sedangkan konsumen juga mulai merindukan pengalaman berbelanja secara langsung.

Baca juga: Buat Pengunjung Terkesima, Berikut Contoh Penggunaan AR pada Event 

Berinteraksi dengan pelanggan lewat AR

Berinteraksi dengan pelanggan lewat AR
Sumber foto: Snap Newsroom

Pada Oktober 2020, Snapchat atau Snap menghadirkan City Painter di Cranaby Street, London. AR ini membuat penggunanya mampu untuk mengecat spray paint di atas toko-toko, mendekorasinya dengan mural yang sudah didesain sebelumya.

Uniknya, City Painter adalah pengalaman AR bersama. Artinya, segala modifikasi yang dilakukan oleh satu pengguna bisa dilihat oleh pengguna lainnya secara real time. Snap bahkan membuat video promosi untuk campaign ini.

Mengecek inventori toko lebih mudah dengan AR

Mengecek inventori toko lebih mudah dengan AR
Sumber foto: Walmart

Pada Oktober 2020, Walmart mengumumkan bahwa mereka telah menggunakan teknologi canggih AR untuk kebutuhan bisnisnya. Yaitu dengan cara mengubah empat dari toko ritel mereka menjadi toko tes untuk mencoba teknologi baru. Pengumuman ini disebut sebagai era baru di dunia ritel.

Tujuan Walmart melakukan ini adalah untuk mengoptimalkan toko-toko mereka menjadi toko offline yang unggul di mata pelanggan, sekaligus menjadikannya tempat stok barang bagi pemesanan online.

Elemen yang sangat penting bagi toko-toko ini adalah kendali penuh terhadap inventori dan persediaan barang. Maka dikembangkanlah aplikasi berbasis AR yang didesain dengan tujuan untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk mengantarkan barang dari gudang ke tempat sales.

Baca juga: 3 Cara Augmented Reality Dapat Mengubah Industri Ritel

Bagaimana cara aplikasi ini bekerja? Aplikasi ini menggunakan augmented reality, yang akhirnya membuat staff bisa mengetahui boks mana saja yang siap dikirim dalam satu kali pindai melalui perangkat mereka. Tentu ini lebih efisien dari cara biasanya yang mengharuskan mereka memindai boks satu per satu.

Ini adalah salah satu contoh bagaimana AR bisa digunakan untuk mengoptimalkan bisnis, terutama dari segi proses internal. Hasilnya, bisnis bisa bekerja sengan lebih cepat dan efisien.

Meskipun tidak terlihat langsung oleh konsumen, menurut Walmart, terlepas dari itu konsumen tetap menjadi pihak yang diuntungkan dalam proses ini. Teknologi augmented reality dan canggih sekaligus efisien membuat produk bisa dijangkau konsumen dengan lebih cepat.

Baca juga: Pengaruh Augmented Reality pada 4 Industri Besar di Dunia


Keren sekali bukan pemanfaatan teknologi AR untuk marketing? Manfaat kecanggihan augmented reality sudah terbukti untuk mengembangkan bisnis dan membuat brand semakin dikenal. Apa kamu tertarik menerapkannya pada bisnismu?

Kalau kamu tertarik menerapkan teknologi terkini pada bisnis, seperti augmented reality, virtual reality, mixed reality atau metaverse, smarteye.id adalah rekan yang tepat. Mari kunjungi smarteye.id untuk dapatkan informasi dan konsultasi gratis mengenai penerapan augmented reality pada bisnis kamu!

Jangan lupa cek juga artikel lainnya di blog smarteye.id. Banyak artikel seputar teknologi terbaru yang menarik untuk dibaca!

Alyssa Sachan

Alyssa Sachan