Penggunaan Teknologi AR untuk Marketing Brand, Membantu atau Tidak?

Penggunaan Teknologi AR untuk Marketing Brand, Membantu atau Tidak?

Augmented reality atau dikenal juga dengan sebutan AR merupakan teknologi yang bisa memproyeksikan objek virtual 2D atau 3D di dunia nyata secara real-time. Teknologi ini biasanya menggunakan aplikasi khusus. Kemudahan teknologi ini banyak dimanfaatkan oleh brand ternama sebagai salah satu mode pemasaran produk. AR marketing menjadi salah satu cara perusahaan berinteraksi dengan calon pembeli melalui pengalaman interaktif.

Penasaran bagaimana AR marketing bisa membantu brand dalam memasarkan produknya? Kira-kira, perusahaan apa saja ya yang sudah menerapkan teknologi ini? Cari tahu dengan baca artikel di bawah ini!

Lihat juga: “Masa Depan AR Marketing di Indonesia”

Contoh Penggunaan AR Marketing

Salah satu contoh penerapan augmented reality dalam pemasaran produk ialah IKEA Studio App. Perusahaan furnitur ternama IKEA memanfaatkan aplikasi untuk memudahkan calon pembeli melihat dan menilai kecocokan produk impian dengan rumah mereka masing-masing. Aplikasi ini bisa menangkap tampilan ruangan dan menempatkan perabot virtual pada lingkungan fisik. Tak hanya IKEA, merek fashion papan atas seperti Gucci juga sudah menerapkan augmented reality. Gucci menambahkan fitur AR pada aplikasi belanja untuk memudahkan pembeli mencoba sepatu secara virtual. Pembeli bisa menilai tampilan sepatu yang dibuat semirip mungkin dengan bentuk aslinya sehingga memudahkan pengambilan keputusan dalam berbelanja.

AR Marketing
Foto oleh The Business of Fashion

Selain Gucci, Burberry juga turut serta dalam memanfaatkan AR pasca pandemi. Merek ritel ini menghadirkan pengalaman AR pop-up di Harrods dalam rangka peluncuran seri tas Olympia. Pengunjung dapat memindai QR code di dalam toko dan kemudian bisa melihat tampilan virtual dari patung Elphis berjalan-jalan di sekitar mereka. Pengalaman ini merupakan upaya Burberry dalam mengeksplorasi hubungan fisik dan digital guna menciptakan konsep berbelanja yang lebih menarik.

Lihat juga: Helm AR Canggih dengan Teknologi Augmented Reality. Apa Tuh?

Keuntungan dan Kesulitan Penerapan AR Marketing

Tak hanya berdampak baik bagi merek ternama, AR juga bisa memompa penjualan produk pada merek yang kurang populer. Fitur ini mendorong pelanggan untuk mempertimbangkan lebih banyak jenis produk, bahkan merek yang tak dikenal sebelumnya. Pelanggan dapat menentukan seberapa sesuai produk dengan keinginan mereka. Tentu hal ini memberikan potensi bagi merek pendatang baru agar semakin dikenal. AR marketing dapat menarik target audiens yang lebih sempit dengan konten yang lebih dipersonalisasi. Efek AR membuat calon pembeli merasa nyaman untuk melakukan transaksi online yang berisiko karena mereka dapat mencoba produk secara virtual terlebih dahulu. Harapannya, AR bisa merangsang permintaan akan produk dan meningkatkan sales

Ada beberapa tantangan bagi brand dalam membuat konten augmented reality. Diantaranya ialah biaya implementasi, terbatasnya ahli dalam bidang AR, kemampuan untuk membuat filter AR dan narasi yang baik, masalah latensi, kurangnya sumber daya yang memadai, juga perubahan teknologi yang kian cepat. Jika ingin memakai AR untuk promosi, perusahaan perlu memilih apakah ingin membangun aplikasi atau membeli aplikasi dari pihak ketiga. Untuk membuat filter AR yang sesuai dengan brand juga tidak mudah ya. Ada perangkat keras dan perangkat lunak khusus yang dibutuhkan untuk membuat desain. Selain itu, masalah jaringan dalam aktivasi konten AR juga menjadi kekhawatiran tersendiri. Konten virtual bisa tidak muncul atau tertunda karena proses rendering yang lambat. 


Diantara kekhawatiran ini, brand tetap bisa memanfaatkan augmented reality dengan konsultasi terlebih dahulu. Jangan khawatir, masalah budget tentu bisa disesuaikan dengan keinginan perusahaan ya. Sebagai pemilik bisnis, kamu bisa konsultasikan kebutuhan perusahaan jika ingin memakai AR marketing dengan smarteye.id. Caranya mudah saja, tinggal klik di sini ya! 

Nada Syafira

Nada Syafira

Jakartans who writes in exchange for mouth-watering delicacies by weekdays. A whimsical wanders who travels by weekend.