Teknologi Lingkungan Ini Bisa Buat Udara Lebih Dingin Tanpa Listrik!

Teknologi Lingkungan Ini Bisa Buat Udara Lebih Dingin Tanpa Listrik!

Hufh! Panasnya di udara siang ini! Masuk kamar ah! Nyalain AC sambil rebahan pasti enak!

Mungkin ujaran di atas sering kamu ucapkan akhir-akhir ini. Belakangan suasana panas memang terasa menyengat. Lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya. Fakta ini juga diungkap oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang menyatakan bahwa di tahun 2025 diperkirakan 40% kemungkinan temperatur bumi akan naik 1.5 derajat celcius. 

Air conditioner (AC) menjadi solusinya, namun apakah ini tepat? Selain boros listrik, AC ternyata mengeluarkan freon yang berbahaya bagi lapisan ozon. Kini, sudah ada teknologi lingkungan yang lebih dingin dan tanpa listrik. Apakah ini solusi masa depan pendingin udara?

Lihat juga: Apa itu AR Core?

Teknologi Lingkungan untuk Pendingin Ruangan

teknologi lingkungan untuk mengurangi pemanasan global
Foto oleh Alena Koval dari Pexels

Tahukah kamu? Saat kamu mengira AC dapat mendinginkan, di saat bersamaan, AC juga mengeluarkan udara panas ke lingkungan sekitar. Dengan kata lain, AC akan membuat lingkungan makin panas.

Hal ini diungkapkan oleh Aaswath Raman, seorang profesor teknik lingkungan dari Universitas California Los Angeles (UCLA). Oleh karena itu, Raman menekankan pentingnya menemukan pendingin ruangan yang ramah lingkungan.

Bersama komunitas akademisnya, Raman mengembangkan berbagai material yang dapat berkontribusi pada penurunan suhu, mengurangi penggunaan listrik, dan memitigasi dampak krisis iklim. Upaya yang tentunya tidak main-main. 

Baca juga: Ingin tahu penerapan augmented reality dalam bisnis?

Upaya yang Hampir Mustahil

Beberapa peneliti selama bertahun-tahun telah berusaha mencari cara agar dapat menemukan cara agar mendapat pendingin ruangan bersuhu dingin, namun tidak merusak lingkungan, seperti halnya AC. Namun, upaya ini tidak mudah, dengan perkembangan teknologi lingkungan saat ini pun, pendingin ramah lingkungan hampir mustahil.

Aaswath Raman pun bekerja keras untuk menemukan inovasi ini, baik dari timnya maupun peneliti lain dari seluruh dunia. Hingga akhirnya ia berkolaborasi dengan Shanhui Fan, mentor nya dari Universitas Stanford.

Mereka berencana membuat kumpulan kaca film yang tipis tapi berlapis-lapis. Tujuannya agar panas yang ada di atmosfer bumi terlepas ke luar angkasa. Sudah pasti ini akan mengurangi suhu dan efek rumah kaca yang mengurung udara panas. Bagaimana jelasnya?

Kolaborasi untuk Teknologi Lingkungan yang Berbuah Manis

panel dengan teknologi lingkungan
Penampakan kaca film SkyCool Panel. Foto oleh oleh National Geographic

Sebelum kita lebih jauh membahas kolaborasinya kedua ilmuwan ini, kita coba pahami dulu konsep dan cara kerja alat yang mereka ciptakan. Kita mulai dengan membahas efek rumah kaca.

Efek rumah kaca merupakan sebuah istilah dimana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi.Hal ini membuat sinar matahari tidak bisa benar-benar kembali dipantulkan ke angkasa. Fenomena ini mengakibatkan udara siang lebih hangat daripada malam hari.

Jutaan tahun lalu, efek rumah kaca bahkan belum ada di bumi ini. Namun sejak manusia membangun banyak pabrik dan menciptakan beragam polusi yang dilepaskan ke udara, efek rumah kaca jadi masalah berarti. Bumi pun menjadi semakin panas. Keberadaan AC yang jadi solusi justru makin memperparah keadaan.

Lalu, dimana buah manis hasil kolaborasi Raman dan Fan? Mereka berhasil menciptakan kaca film yang dapat memancarkan radiasi inframerah dari matahari dalam radius tertentu.

Radiasi akan terbawa hingga keluar atmosfer, sehingga kaca film akan secara natural menurunkan suhu selama siang hari. Kaca film tersebut terbuat dari silika, kaca, dan hafnium dioksida. Tidak heran jika kaca tersebut diberi nama SkyCool Panel.

Setelah melakukan eksperimen selama 7 pekan, Raman dan Fan berhasil membuktikan bahwa panel kaca film yang dipasang di atap gedung Fakultas Teknik di Kampus Stanford terbukti bisa mengurangi suhu.

Saat berada pada suhu paling panas hingga mencapai 140 derajat Fahrenheit, mereka dapat memantulkan sinar matahari dengan panel kaca film tersebut dan panas matahari pun dapat berkurang. Menakjubkan bukan?

Solusi untuk Masa Depan?

Gelombang panas atau heatwave yang belakangan ini melanda berbagai negara tentu tidak boleh dibiarkan. Bencana iklim ini harus dicegah salah satunya dengan kaca film yang ditemukan oleh Ramah & Fan.

Selain dapat mengembalikan panas, alat tersebut juga digunakan tanpa listrik. Teknologi lingkungan ini benar-benar efektif dan dapat dengan mudah diduplikasi di berbagai negara.

Selain karena prinsip kerjanya yang mudah dipahami, keberadaan media digital dapat menjadi alat untuk mengedukasi para stakeholder agar menyadari pentingnya upaya mengurangi suhu akibat perubahan iklim.

Teknologi Lingkungan Lain untuk Bumi

Tidak hanya teknologi khusus untuk membuat bumi lebih dingin, terdapat beberapa upaya teknologi lingkungan lain yang telah dilakukan untuk membuat bumi bertahan lebih baik. Apa saja upaya yang telah dilakukan? Baca selanjutnya di bawah ini!

Under The Sea

Tahukah kamu kalau laut juga memiliki peranan penting dalam mencegah terjadinya pemanasan global atau global warming? Laut dapat menyerap sekitar 30% karbon dioksida yang ada di udara. Hal ini bisa terjadi karena ekosistem laut yang masih berada pada dasar lautan bumi ini.

Namun, ekosistem laut pun perlahan terancam karena keserakahan manusia yang menangkap terlalu banyak ikan, ataupun menghancurkan habitatnya. Banyak kumpulan ilmuwan yang sedang mengembangkan cara untuk dapat menjaga ekosistem laut agar tidak rusak, dan bisa membuat bumi kembali pulih.

Robot Ubur-Ubur

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, laut memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya pemanasan global. Pada tahun 2021 kemarin, kumpulan peneliti dari universitas di Southampton dan Edinburgh baru saja merilis prototipe robot ubur-ubur.

Robot ubur-ubur tersebut dapat membantu memperbaiki ekosistem laut, terutama terumbu karang. Dibuat dengan 3D Printer, robot ubur-ubur ini terbuat dari bahan karet lembut yang menyerupai ubur-ubur asli.

Energi Terbarukan

Kalau membicarakan pengembangan terkait teknologi lingkungan, tentu kurang rasanya jika kita tidak membahas energi terbarukan atau renewable energy. Sejak beberapa tahun lalu, telah banyak pengembangan yang dilakukan untuk menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan seperti angin ataupun air.

Pengembangan tersebut tentunya mulai membuahkan hasil baik, terutama di negara yang telah menggunakan energi terbarukan secara masif. Biaya besar yang tadinya dibutuhkan untuk menggunakan energi ini pun kian menurun, sehingga dapat digunakan lebih banyak orang.

Lihat juga: Informasi Teknologi Ramah Lingkungan yang Perlu Kamu Tahu


Selain teknologi lingkungan, penggunaan teknologi VR dan AR tentunya juga dapat digunakan untuk mendukung praktik ramah lingkungan. Tertarik untuk menggunakan teknologi VR dan AR pada usaha kamu? Yuk, konsultasikan langsung dengan smarteye.id!

Asri Amanta

Asri Amanta

I swear Shinji and Kaworu are meant to be for life. The one behind all of smarteye.id's digital and content marketing strategy.