Perkembangan teknologi memang selalu berjalan, industri ini tidak kenal lelah menghasilkan terobosan baru untuk mempermudah hidup manusia. Perkembangan teknologi juga merambah luas di berbagai industri, mulai dari industri esensial seperti ritel hingga bersinggungan dengan gaya hidup di industri fesyen.
Salah satu terobosan yang berkembang dengan sangat cepat adalah teknologi augmented reality. Selain berkembang pesat, teknologi yang sering disebut dengan AR ini juga sudah diakui kontribusinya oleh seluruh dunia.
Teknologi canggih ini juga bisa diaplikasikan di berbagai macam perangkat lho! Yuk bahas tuntas soal AR bersama smarteye.id!
Sebenarnya, apa itu augmented reality?
Secara singkat, augmented reality atau AR merupakan teknologi canggih yang mampu memvisualisasikan objek virtual ke dalam lingkungan nyata. Teknologi ini bisa diaplikasikan di berbagai macam perangkat elektronik, seperti smartphone, tablet atau kacamata khusus.
Umumnya, teknologi AR dipakai di industri hiburan untuk pengalaman real-time yang lebih terasa nyata. Meski mirip, AR memberikan pengalaman yang berbeda dari saudaranya, Virtual Reality.
AR punya sejarah panjang
Seperti teknologi pada umumnya, AR bukan sesuatu yang tiba-tiba tercipta dengan inovasi seperti sekarang. Percaya atau tidak, teknologi AR mulai dikembangkan sejak tahun 1960an!
Lebih tepatnya, AR pertama kali ditemukan di tahun 1968. Ini dimulai dari penelitian dan pengembangan sistem display yang dapat digunakan langsung di kepala. Peneliti yang melakukan ini adalah Ivan Sutherland.
Baca juga: Bagaimana Sejarah Augmented Reality Hingga Secanggih Sekarang?
Ivan Sutherland adalah seorang computer scientist dan profesor di Harvard. Kemudian, penemuan ini dinamakan ‘The Sword of Damocles’.
Uniknya, istilah Augmented Reality sendiri pun belum dipakai saat itu. Yang pertama kali menggunakan istilah ini adalah salah satu peneliti dari Boeing, Tim Caudell, pada tahun 1990.
Setelah ditemukannya teknologi ini, mulailah dilakukan beberapa studi kasus dengan teknologi AR. Mulai dari eksplorasi taktik marketing hingga simulasi di NASA, AR membuat pengalaman pengguna terasa lebih mudah dan tentu saja menyenangkan!
Bagaimana cara kerja AR?
Proyeksi AR bisa ditampilkan pada beragam perangkat. Contohnya saja layar, kacamata pintar, headset, tablet, dan ponsel pintar.
Untuk setiap informasi yang diolah olah komputer bisa ditampilkan secara akurat, AR menganalisa posisi objek dan orientasi di sekeliling objek pada dunia nyata. Ini dilakukan menggunakan kamera dan sensor.
Berdasarkan tipe dan metode AR yang digunakan, teknologi ini bisa menggunakan sensor kedalaman, akselerometer, giroskop, atau sensor cahaya untuk mengumpulkan data. Yang biasanya diukur adalah jarak objek, kecepatan gerak objek tersebut, arah, sudut pandang, dan keseluruhan orientasi dalam lingkup objek.
Data inilah yang digunakan sebagai acuan. Kumpulan data tersebut kemudian diolah untuk menampulkan animasi secara real-time dan lokasi yang relevan.
Apa saja metode yang digunakan dalam AR?
Secara singkat, AR menggunakan 2 metode dalam pengaplikasiannya. Metode ini disebut marker based tracking dan markerless augmented reality.
Marker based AR juga dikenal dengan sebutan image recognition AR. Metode ini menggunakan foto sebagai pemicu atau kode QR untuk mengaktifkan pengalaman menggunakan AR. Pengguna bisa memindai marker dengan kamera ponsel, ini juga memudahkan user untuk bergerak dan merasakan pengalaman AR tiga dimensi.
Baca juga: Kupas Tuntas Metode Augmented Reality: Meleburkan Dunia Nyata & Virtual
Kemudian, ada pula metode markerless AR. Metode ini tidak perlu menggunakan data mengenai kondisi di sekitar pengguna untuk menampilkan konten tiga dimensi di lingkup yang diinginkan.
Metode markerless menggabungkan data digital dan input dunia nyata secara real-time ke dalam lingkup ruang di dunia nyata. Teknologi dalam metode ini menggabungkan perangkat lunak, audio, dan video grafis dengan perangkat output AR.
Markerless AR mendeteksi karakteristik objek atau lingkup ruang, misalnya saja dinding. Umumnya teknologi yang satu ini mengkombinasikan grafis komputer dan simulasi di dunia nyata.
Baca juga: Dapat Kekuatan Super dari Augmented Reality, Mau dong! Gimana Caranya?
Tahukah kamu, metode markerless AR yang pertama kali digunakan menggunakan info lokasi dan perangkat kerasnya sendiri untuk berinteraksi dengan sumber AR yang lain? Hasilnya, AR berhasil mendefinisikan lokasi dan orientasi dari sumber AR lain tersebut dalam suatu lingkup ruang.
Uniknya, penemuan ini memicu pengembangan SLAM (simultaneous localization and mapping technology) yang meningkatkan keakuratan analisis gambar markerless AR. SLAM markerless image tracking memindai lingkungan, kemudian membuat map untuk menempatkan objek virtual 3 dimensi.
AR di berbagai industri
Seperti yang sudah dibahas di atas, AR memberikan banyak kontribusi untuk berbagai industri. Sebut saja industri otomotif, yang menggunakan AR untuk mempermudah servis dan reparasi. Bahkan, ada beberapa merk yang menggunakan AR untuk mendukung user experience pelanggan agar bisa melihat simulasi mobil yang dijual.
Baca juga: Bagaimana Augmented Reality dapat Mengubah Industri Otomotif
Contoh lainnya di industri hiburan. Disney, salah satu brand paling terkenal di dunia, berencana untuk menerapkan AR pada taman hiburan miliknya. Selain itu, ada juga pengalaman AR Jewel-Rassic Quest yang sempat diterapkan di bandara Changi, Singapura.
Apa itu aplikasi AR?
Setelah membaca bahasan di atas, kamu jadi tahu bahwa AR menggunakan perangkat yang mudah dibawa seperti kacamata pintar dan aplikasi pada ponsel pintar. Efeknya, banyak pengembang yang membuat aplikasi augmented reality.
Aplikasi AR menarik minat banyak orang, karena teknologi ini mampu memberikan pengalaman yang baru, sekaligus memberi pengalaman yang lebih seamless dan mudah. Aplikasi yang dikembangkan juga tidak terbatas platform dan bisa diakses di Android maupun iOS.
Dari hiburan hingga edukasi, ada 15 aplikasi augmented reality yang wajib kamu ketahui. Kira-kira apa saja ya?
Aplikasi augmented reality populer yang wajib kamu tahu!
1. Sky Map
Pada tahun 2009, karyawan dari Google menginisiasi pembuatan aplikasi planetarium dengan nama Google Sky Map. Kini, aplikasi open-source ini lebih dikenal dengan nama Sky Map setelah Google menghentikan kemitraan dengan Universitas Carnegie Mellon.
Kamu bisa menikmati indahnya luar angkasa terlepas dari kondisi cuaca, hanya melalui smartphone maupun di browser desktop. Sky Map tersedia bagi pengguna Android di Google Play Store.
Baca juga: Penerapan Augmented Reality dalam Bisnis
Melalui aplikasi AR ini, kamu bisa menjelajahi luar angkasa, menikmati bintang dan benda langit lainnya yang tepat berada di tempatmu berdiri secara real-time. Untuk cara penggunaannya, kamu hanya perlu mengarahkan smartphone ke arah atas.
Secara otomatis, aplikasi akan menampilkan kondisi galaksi, letak planet dan benda-benda langit lainnya. Kalau ingin melihat dengan lebih jelas, tinggal ketuk saja objek yang ini kamu teliti. Untuk pengguna iOS, kamu bisa gunakan aplikasi serupa bernama Sky View ya.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi VR dan AR untuk Bantu Anak Belajar
2. AR Canvas
Contoh aplikasi AR lainnya yang bisa kamu rasakan ialah aplikasi AR Canvas. Aplikasi eksperimental dari Samsung ini tersedia di Galaxy Store. AR Canvas memberikan kebebasan berkreasi dalam membuat objek AR menggunakan teks 3D, kuas, GIF dan masih banyak lagi.
Kreasi yang kamu buat bisa disimpan lho. Namun, kamu perlu memberikan izin kamera, mikrofon, lokasi dan penyimpanan sebelum menggunakan AR Canvas. Sayangnya, tidak semua perangkat Samsung kompatibel untuk memakai aplikasi ini.
3. Google Translate
Siapa yang tidak kenal dengan Google? Perusahaan teknologi raksasa ini ternyata mengembangkan fitur augmented reality pada Google Translate, lho!
AR berfungsi untuk menerjemahkan teks pilihan melalui pemindaian kamera dan menampilkan hasilnya pada layar. Dengan Google Translate, kamu bisa menerjemahkan kata asing di papan penunjuk jalan, iklan atau pengumuman saat jalan-jalan di luar negeri hanya dengan memfoto tulisan via kamera ponsel.
4. Google ARCore
Selain Google Translate, ada lagi aplikasi AR yang dibuat oleh Google, ARCore namanya. ARCore, atau Google Play Service for AR adalah software development kit yang diperuntukkan Google bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi AR sesuai kebutuhan.
Baca juga: Apa Itu Google ARCore, Besutan Teknologi Terbaru dari Google?
5. IKEA Place
Kamu pasti sudah tidak asing dengan toko perabot IKEA asal Swedia. IKEA merilis aplikasi AR IKEA Place untuk mempermudah calon pembeli dalam memilih produk yang diinginkan. Dengan ponsel berbasis iOS dan Android, kamu bisa menempatkan furnitur secara virtual dengan memindai ruangan melalui kamera.
Aplikasi ini mampu memberikan gambaran dimensi produk, tekstur kain bahkan interaksi cahaya pada perabot. Selain melihat kecocokan produk, kamu juga bisa menggunakan fitur pencarian visual pada aplikasi AR ini.
Kamu bisa foto perabot yang kamu suka dan temukan produk IKEA dengan bentuk serupa. Menarik bukan?
Baca juga: Contoh Penggunaan Aplikasi VR dan AR pada Perusahaan Ritel
6. Filter Instagram
Instagram menjadi salah satu aplikasi sosial media yang banyak digunakan masyarakat Indonesia. Aplikasi ini menjadi contoh penerapan augmented reality melalui fitur filter wajah.
Filter ini bisa dibuat sendiri oleh para kreator Instagram dan kemudian dipublikasikan secara luas. Mulai dari efek riasan wajah hingga kuis tanya jawab yang seru bisa kamu coba di aplikasi ini.
Para pelaku bisnis juga bisa memanfaatkan inovasi ini. Filter pilihan warna lipstik hingga kacamata bisa membantu calon pembeli melihat kecocokan produk melalui Instagram.
Baca juga: Teknologi Augmented Reality di Balik Keberhasilan Face Filter Milik Instagram!
7. Ink Hunter
Tato merupakan salah satu bentuk ekspresi diri yang ditampilkan melalui lukisan pada kulit tubuh manusia. Pengaplikasian tato umumnya bersifat permanen dengan proses yang terasa sakit.
Mengingat konsekuensi tersebut, keputusan untuk memiliki tato tentunya perlu dipikirkan secara matang. Ink Hunter hadir sebagai solusi dimana seniman dan penggemar tato dapat memvisualisasikan ukuran serta penempatan desain tato pada tubuh.
Lihat juga: Makin Pintar dengan Mainan Edukatif Berteknologi Augmented Reality
Aplikasi berbasis augmented reality asal Ukraina ini dapat kamu pakai sebelum benar-benar membuat tato asli. Cara pakainya mudah saja, cukup pilih desain dari galeri ponselmu dan sorot kamera pada bagian tubuh yang diinginkan.
Desain tato akan muncul pada kulit melalui layar ponsel secara real-time. Proses ini dibuat agar kamu bisa mencoba berbagai desain dengan mudah, menyenangkan dan tentunya tanpa rasa sakit.
8. Quiver 3D Coloring App
Mewarnai di kertas merupakan salah satu kegiatan yang disukai anak-anak. Quiver membuat kegiatan ini menjadi jauh lebih menyenangkan.
Aplikasi AR ini menghadirkan kertas mewarnai yang diberi barcode khusus untuk menampilkan hasil karya dalam bentuk augmented reality. Nantinya, gambar yang telah diwarnai bisa disorot dengan kamera.
Melalui Quiver, versi digital dari gambar yang diwarnai akan muncul seolah menjadi nyata. Selain itu, Quiver juga menawarkan beberapa fitur tambahan seperti games, kuis dan capture foto yang tak kalah seru lho!
9. Google Lens
Perusahaan teknologi terkemuka ini memang nggak main-main dalam mengembangkan AR. Salah satu aplikasi buatannya yang mungkin paling sering kamu pakai adalah Google Lens. Aplikasi ini dapat mempermudahmu saat ingin mencarin informasi berbasis visual.
Google Lens menggunakan sistem computing cloud miliknya untuk mengidentifikasi data visual pada foto lewat kamera ponsel. Data yang diidentifikasi adalah teks, gambar, objek atau patokan mercu tanda.
10. SketchAR
Para kreator dan seniman mungkin akan menyukai aplikasi ini. SketchAR mengubah ponsel pintar milikmu menjadi kanvas gambar, kemudian kamu bisa melakukan overlay sketsa atau line art.
Pengguna bisa menggunakan SketchAR untuk mengubah foto menjadi line art. Kamu diberi kebebabasan untuk memilih tipe sketsa yang diinginkan dari pustaka data yang terdapat di aplikasi. SketchAR didesain untuk bersinkronisasi dengan baik dengan kertas ukuran A4.
11. YouCam Makeup
Pernah dengar istilah virtual try-on? Dengan fitur ini, kamu bisa mencoba berbagai produk make up dengan mudah tanpa harus pergi ke toko.
Teknologi ini dikembangkan oleh Perfect Corp., perusahaan software-as-a-service yang berfokus di artificial intelligence dan juga AR. Produk buatan Perfect Corp. diperuntukkan untuk kebutuhan binis di industri kecantikan dan fesyen. L’Oréal adalah salah satu perusahaan yang memakai produk mereka.
Berkat kerjasama kedua perusahaan ini, konsumen bisa mencoba produk kecantikan L’Oréal sebelum membeli. Misalnya saja mencoba shade lipstik, foundation, blush, eyeshadow, dan masih banyak lagi.
Baca juga: AR Nails, Hias Kuku dengan Augmented Reality!
12. MeasureKit
Dengan MeasureKit, kamu bisa menggambar di lingkup ruang secara bebas untuk menentukan ukuran barang menggunakan Trajectory tool. Kamu juga bisa melihat hasil ukuran dari sudut-sudut dengan opsi Angle. Kerennya, opsi Cube pada aplikasi ini bisa memproyeksi seberapa besar ukuran objek yang ada di dunia nyata.
Mau fitur yang lebih unik? Ada! Salah satu opsi MeasureKit bisa mengestimasi tinggi seseorang dengan cepat, lho.
Aplikasi yang satu ini sangat berguna jika kamu berencana membeli furnitur atau menata ulang rumah. Namun, aplikasi MeasureKit hanya tersedia untuk sistem operasi iOS saja.
13. Measure
Seakan tidak mau kalah dari pengembang iOS, pengembang di Google pun menciptakan aplikasi pengukuran yang serupa. Aplikasi ini dinamai Measure. Measure dibuat menggunakan ARCore untuk menonjolkan kelebihan AR dari sistem Android.
Dengan aplikasi ini, kamu bisa mengukur panjang dan lebar dari objek atau permukaan datar. Bukan cuma itu, kamu juga bisa mengatur sistem pengukurannya: menggunakan pengukuran skala metrik atau pengukuran skala imperial.
Terlebih lagi, kamu bisa langsung memotret hasil pengukurannya ataupun melakukan copy paste hasil pengukuran ke clipboard. Keren, kan?
14. Snapchat
Sempat jadi aplikasi media sosial yang sangat populer di kalangan anak muda, mungkin nama Snapchat sudah tidak terdengar asing di telinga. Mudah dipakai dan fitur yang menarik jadi salah satu faktor mengapa aplikasi ini digemari.
Meski tergolong aplikasi media sosial, Snapchat juga memiliki elemen AR di dalamnya. Misalnya saja fitur transformasi real-time yang unik, banyaknya filter menarik, juga efek spesial untuk fotomu.
Efek spesial ini dinamai Lens, yang bisa kamu tambahkan di video Snapchat-mu. Lens bisa membuatmu bertransformasi jadi binatang lucu, bertukar wajah dengan teman, juga efek konyol namun menarik lainnya yang bisa ditambahkan di pesan Snapchat.
15. Microsoft Math Solver
Untukmu yang sering kesulitan mengerjakan soal matematika, Microsoft Math Solver bisa jadi aplikasi augmented reality yang sempurna! Aplikasi AR hasil pengembang dari Microsoft ini adalah aplikasi edukasi yang membantu menyelesaikan soal matematika dan sains hanya dalam satu klik saja!
Aplikasi AR ini tersedia untuk sistem operasi Android, iOS, juga desktop web. Micrsoft Math Solver menggunakan artificial intelligence untuk menganalisa soal dan memberi solusi akurat tanpa biaya. Kamu tidak perlu membuat membership, aplikasi ini juga bebas iklan.
Baca juga: 4 Aplikasi Augmented Reality Arsitektur Yang Bisa Kamu Coba
Itulah contoh AR yang bisa kamu coba. Dari aplikasi di atas, kamu bisa merasakan berbagai manfaat AR dalam bidang yang berbeda-beda. Tertarik mencobanya?
Kalau kamu ingin membuat aplikasi augmented reality seperti di atas, terutama untuk kebutuhan bisnis, smarteye.id bisa membantu kamu! smarteye.id merupakan salah satu perusahaan VR dan AR asal Indonesia.
smarteye.id bisa menghubungkan teknologi virtual reality dan augmented reality untuk kebutuhan bisnis. Penasaran? Hubungi sekarang untuk info lebih lanjut!