Kehadiran virtual reality telah membawa banyak perubahan dalam dunia industri. Pekerjaan selesai lebih cepat, efisiensi biaya operasional, hingga meningkatnya keamanan dan keselamatan pekerja. Dengan teknologi virtual reality, pekerja yang masih pemula tidak perlu mengambil risiko karena harus praktik di lapangan.
Cukup di ruang Latihan dengan semua perangkat virtual reality. Setelah pekerja sudah punya kecakapan dengan virtual reality training, mereka pun bisa benar-benar terjun di lapangan.
Tak cuma untuk kepentingan perusahaan, pengelola fasilitas umum seperti bandara juga memerlukan teknologi ini. VR training untuk bandara belakangan sudah mulai diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta. Kabarnya keunggulan VR training ini cukup banyak, apa saja ya?
Lihat juga: “Rekomendasi 7 Program Pelatihan Karyawan Manufaktur”
Tetap Mengutamakan Protokol Kesehatan
Tentu pelatihan berbasis VR tidak mensyaratkan kehadiran fisik di lapangan. Anda tidak akan dihadapkan pada praktik satu orang bergantian, dan peserta lain memperhatikan.
Dengan VR training, satu orang bisa dijadwalkan kapan hadir untuk menggunakan perangkat VR seperti headset, kacamata, hingga joystick. Jadi hanya ada pelatih dan peserta. Di sela-sela jadwal, pembersihan dengan disinfektan dapat dilakukan secara maksimal.
Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, penerapan protokol kesehatan seperti ilustrasi di atas sangat diperlukan. Selain untuk mencegah penularan, petugas bandara juga pihak yang berisiko tinggi tertular. Oleh karena itu, penerapan VR training untuk bandara adalah sebuah keniscayaan.
Lihat juga: “Wisata Aman dengan Virtual Reality, Ini Kuncinya!”
Meningkatnya Efektivitas Training
Bulan Agustus 2020 lalu, PT Angkasa Pura II memperkenalkan Airport Digital Expedition Academy yang bertujuan untuk mengakselarsi kemampuan personil bandara. Semua pelatihan di akademi ini berbasis virtual reality. Diharapkan balai pelatihan ini dapat mendukung program transformasi digital perusahaan yang sudah dijalakan sejak 4 tahun lalu.
Teknologi virtual reality untuk bandara ini mampu memperagakan berbagai skenario situasi yang mengancam keamanan dan keselamatan di bandara. Pada tahap awal, pelatihan VR untuk bandara dikhususkan bagi personil Aviation Security (AVSEC), Apron Movement Control (AMC), serta Airport Rescue & Fire Fighting (ARFF).
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, berdasarkan suatu penelitian pelatihan berbasis virtual reality sebesar 75% lebih efektif dibandingkan dengan misalnya group discussion (50%), demonstrasi (30%) dan audio-visual (20%)
VR training untuk bandara sangat tepat untuk melihat kemampuan personil bandara secara terukur. Misalnya, dalam melakukan passenger profiling, dapat disimulasikan tentang kondisi penumpang yang terlihat grogi karena membawa narkoba atau suspect teroris yang dapat mengancam keamanan.
Lihat juga: Investasi dari Walmart untuk Virtual Reality Training, Penasaran?
Output Training Lebih Handal
Dengan detil yang tinggi, kemampuan simulasi skenario yang lengkap, hingga kurikulum yang terukur, VR training untuk bandara dapat menjadi pilihan untuk pelatihan personil masa depan yang lebih handal. Tentu hal ini sejalan dengan fakta bahwa pelatihan dengan VR 75% lebih efektif dibandingkan dengan group discussion, demi, hingga audio-visual.
Pertimbangan keamanan dan keselamatan personil juga penting. Mereka benar-benar dilepas praktid di lapangan saat kemampuannya sudah mumpuni. Kemampuan yang mumpuni ini lahir dari ragam skenario pelatihan. Berdasarkan hal ini, tidak berlebihan jika VR training untuk bandara merupakan kunci mencetak personil bandara yang handal
Itulah berbagai keunggulan VR training untuk bandara. Tak cuma untuk bandara Soekarno-Hatta, tapi juga untuk bandara lainnya di seluruh negeri. Tentu, keunggulan ini juga bisa didapatkan pada pelatihan di berbagai bidang industri, misal pertambangan, manufaktur hingga kesehatan. Jika Anda penasaran dengan VR training, Anda dapat menghubungi kami dengan mengunjungi smarteye.id!
Lihat juga: Ide dan Inspirasi Program K3 untuk Perusahaan