Parisawata menjadi industri yang terdampak paling awal saat Covid-19 merebak di seluruh dunia. Pasalnya, bisnis yang mengandalkan mobilitas, pengalaman, hingga layanan transportasi ini menitikberatkan pada interaksi fisik antar manusia, sehingga saat Covid-19 semua interaksi antar manusia harus diputus. Alhasil, berbagai destinasi wisata pun makin lesu.
Padahal kebutuhan wisata dan liburan murah tetap ada meski sekarang semua dikerjakan di rumah. Work from home atau WFH hanya memindahkan kantor ke rumah dan tidak mengurangi beban pekerjaan, tingkat stres, dan tanggung jawab. Malah tingkat stres cenderung meningkat karena pekerjaan kantor “tercampur” dengan pekerjaan rumah tangga.
Nah, di sinilah alasan mengapa liburan murah tetap menjadi kebutuhan. Lantas, harus bagaimana? Bukannya WFH tujuannya mengkarantina orang agar tidak berinteraksi, sementara berwisata harus berpergian. Teknologi virtual reality atau VR menjadi jawabannya, kok bisa?
Pergi ke Destinasi Wisata dengan Virtual Reality?
Virtual reality atau VR merupakan sebuah teknologi dimana seseorang dapat pergi ke dunia virtual. Misalnya 360 museum tour, seseorang dapat pergi ke museum virtual, seolah-olah ia sedang berada di museum tersebut. Karena museum diakses melalui VR web, maka seseorang tidak perlu menggunakan VR headset untuk pergi ke dunia virtual; cukup gunakan gadget seperti laptop atau handphone saja.
Bayangkan, Anda dapat pergi kemana saja yang Anda inginkan tanpa harus datang ke tempat tersebut. Dengan virtual reality, Keindahan pemandangan dan pengalaman di destinasi wisata dibuat semirip mungkin dengan aslinya. Refreshing pun tetap dilakukan dengan tetap menjauhkan potensi penularan Covid-19.
Menyegarkan Pikiran dengan Jalan-jalan Aman
Memang, belakangan ini aturan perjalanan dan transportasi dilonggarkan. Meski dianggap sebagai sumber penularan, transportasi dan bisnis wisata dibutuhkan untuk menggerakkan ekonomi negeri. Alhasil, berwisata dengan protokol kesehatan pun jadi pilihan. Namun tetap saja, setelah melalui tanggal long weekend (hari orang liburan), angka kasus positif terus meningkat. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa meski dengan protokol kesehatan, mengunjungi destinasi wisata tetap berpotensi meningkatkan penularan.
Teknologi virtual reality menjadi jawaban atas kondisi ini. Keinginan jalan-jalan, kebutuhan akan liburan murah dan aman diakomodasi dalam sebuah teknologi masa depan. Hanya dengan menggunakan kacamata virtual reality, Anda dapat berjalan-jalan keliling Indonesia. Melihat keindahan Danau Toba, ‘merasakan’ seafood di pantai Labuhan Bajo, hingga melihat indahnya pemandangan sekitar Gunung Bromo hanya dari kamar. Inilah pengalaman baru yang bisa Anda rasakan. Pengalaman wisata masa depan yang tak kalah seru. Rasakan pikiran segar setelah liburan tanpa terpapar virus.
Liburan Murah Tanpa Perjalanan
Selain aman, jalan-jalan dengan teknologi virtual reality juga lebih murah. Anda tak perlu lagi pusing memikirkan harga tiket pesawat yang tak kunjung ada diskon. Atau ribet mengumpulkan voucher hotel. Cukup dengan gadget, destinasi wisata impian sudah ada di depan mata.
Kebutuhan hiburan pun tetap tercukupi meski Anda tetap di rumah. Sehingga, produktivitas pun tetap terjaga. Nah, budget liburan ‘real’ bisa Anda alokasikan untuk hal lain, misal menabung atau investasi.
Sebagai teknologi masa depan, virtual reality menawarkan ragam untuk berbagai persoalan. Wisata di tengah pandemi di tengah pandemi yang terdengar tidak mungkin, bisa direalisasikan dengan teknologi ini. Pelaku ekonomi destinasi wisata juga tetap dapat mendapat keuntungan, yakni dengan berjualan akses video VR dan berjualan souvenir secara online.
Meski belum jadi industri yang mapan, berwisata melalui virtual reality sudah banyak diterapkan. Pengalaman yang diberikan juga tak kalah seru. Wisata Hi-Tech di Gedung Sate Bandung terbukti menarik wisatawan. Selain itu, teknologi ini juga bisa diterapkan untuk berbagai jenis wisata, misalnya wisata selam, wisata religi, hingga pertunjukan konser.