Vijay Ravindran merupakan seorang ayah dan mantan Chief Digital Officer dari The Washington Post. Pada tahun 2015 lalu, Vijay sedang fokus kepada dua hal penting di dalam hidupnya. Kedua hal tersebut adalah mengurus Graham Holdings Company, perusahaan baru yang ia buat, dan memberikan kasih sayang serta perhatian pada anak autisnya yang berumur 6 tahun pada saat itu.
Satu hari, Vijay sedang menggunakan sebuah Virtual Reality (VR) Headset untuk mengurus perkerjaannya. Tiba-tiba, anaknya datang dan meminta menggunakan perangkat tersebut. Setelah menggunakan perangkat tersebut selama 30 menit, anaknya pun kemudian pergi ke kamar.
Saat Vijay ikuti, anaknya ternyata sedang mengulang dan membicarakan hal yang terjadi selama dia menggunakan perangkat VR tersebut. Hal ini tentu saja merupakan suatu kemajuan dan membuat Vijay terpikir menggunakan virtual reality untuk anak autis.
Baca juga: 5 Aplikasi Virtual Reality Terapi untuk Mengurangi Kecemasan Sosial
Bagaimana penggunaan Virtual Reality untuk anak autis bisa dilakukan?
Salah satu permasalahan utama yang dimiliki anak autis adalah kesulitan untuk bermain dan berinteraksi sosial. Terdapat berbagai macam pilihan terapi yang tersedia untuk melatih perilaku anak. Dengan adanya teknologi Virtual Reality untuk anak autis, terapi yang diadakan dapat lebih interaktif dan juga menarik.
Setelah kemajuan yang dirasakan, Vijay pun mendirikan Floreo. Floreo merupakan sebuah aplikasi yang menyediakan berbagai pilihan kelas terapi dengan bantuan VR headset. Kelas yang tersedia dirancang khusus dengan berbagai simulasi menyesuaikan keadaan anak berkebutuhan khusus.
Floreo telah membuat lebih dari 200 kelas terapi virtual reality untuk anak autis dan berkebutuhan khusus, yang dapat membantu mereka berinteraksi lebih mudah. Beberapa simulasi terapi yang ada seperti cara menyeberangi jalan ataupun memilih tempat duduk saat berada di kantin sekolah.
Baca juga: Munculnya Bahaya Virtual Reality untuk Anak, Bagaimana Menghadapinya?
Apakah penggunaan Virtual Reality bisa benar-benar membantu?
Seiring dengan terjadinya pandemi pada tahun 2020 lalu, lebih dari 17.000 kelas terapi di Floreo telah digunakan di seluruh Amerika Serikat. Hal ini tentu memunculkan pertanyaan baru, apakah teknologi VR benar-benar bisa membantu pertumbuhan anak autis dan berkebutuhan khusus?
Banyak pihak yang menyatakan bahwa terapi biasanya diikuti oleh seseorang yang sakit dan terkena penyakit yang bisa disembuhkan. Sedangkan, anak autis dan berkebutuhan khusus merupakan manusia normal, yang hanya sedikit berbeda dengan orang lain pada umumnya. Terapi yang diikuti oleh anak autis juga biasanya dilakukan berdasarkan keinginan wali, padahal hal tersebut belum tentu merupakan hal baik.
Penggunaan terapi bagi anak autis dan berkebutuhan khusus merupakan sebuah isu kontroversial yang masih terus dibincangkan. Menghadapi isu ini, Vinjay mengaku sadar dan menerima bahwa penggunaan terapi VR belum tentu berhasil pada seluruh anak autis. Namun, tidak ada salahnya mencoba memberikan yang terbaik bagi anak autis dan berkebutuhan khusus.
Virtual Reality terbukti memiliki banyak manfaat di berbagai aspek. Kamu bisa gunakan teknologi ini untuk berbagai kebutuhan seperti bisnis, aktivasi marketing, event virtual, dan lain sebagainya.
Tertarik untuk buat acara virtual dengan teknologi ini? smarteye.id bisa membantu kamu! smarteye.id merupakan salah satu perusahaan VR dan AR terbaik di Indonesia. Merupakan bagian dari Telkom Indonesia, smarteye.id telah melayani berbagai klien besar seperti Pertamina, Astra International, @america, dan lain sebagainya.
Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa hubungi kami. Tenang, kamu bisa konsultasikan berbagai kebutuhan secara gratis. Tunggu apa lagi? Jadikan smarteye.id sebagai solusi pembuatan VR dan AR terbaik!
