Kamu pasti sudah sering dengar bahkan tahu apa itu virtual reality (VR)? Teknologi yang ramai dibicarakan dan digunakan akhir-akhir ini sudah mulai memasuki Indonesia. Banyak pihak yang tertarik untuk menggunakan serta mengenal lebih jauh VR karena berbagai kegunaan yang ditawarkan.
Namun, pernahkah kamu berpikir bahwa VR sebenarnya belum banyak digunakan di masyarakat? Meskipun pemerintah ataupun berbagai institusi telah aktif mempromosikan teknologi ini, tapi belum banyak pihak yang benar-benar tertarik untuk aktif menggunakan VR. Kira-kira, mengapa virtual reality belum ramai digunakan, ya?
Mengapa Virtual Reality Belum Ramai digunakan?
Meskipun banyak pihak menyatakan VR merupakan sebuah teknologi inovatif baru, tapi kenyataannya masih banyak bagian masyarakat yang belum tahu teknologi ini. Banyak perusahaan yang memang sudah mulai beralih menggunakan teknologi ini untuk kebutuhan pelatihan maupun pembelajaran, namun masyarakat atau publik masih belum aktif menggunakan teknologi ini.
Tony Tang, direktor RICELab (Rethinking Interaction, Collaboration and Engagement) dari University of Toronto, mengatakan bahwa hal ini mungkin terjadi karena kebutuhan publik yang belum terlalu besar terhadap virtual reality. Tang juga mengatakan bahwa masyarakat belum memiliki kebutuhan yang hanya bisa dilakukan oleh VR.
Kalau kamu perhatikan, pada awal mula dijualnya smartphone ke publik, aplikasi serta berbagai fitur yang ada di perangkat tersebut masih kurang bagus, bukan? Kemudian seiring berjalannya waktu, banyak pengembang yang akhirnya mengerti dan mengetahui kebutuhan masyarakat, dan mengubah aplikasi serta fitur tersebut seperti sekarang.
Hal tersebut juga berlaku pada penerapan virtual reality. Mungkin sekarang, kualitas teknologi ini belum terlalu baik karena masih dalam masa pengembangan. Seiring berjalannya waktu dan teknologi, pasti akan muncul berbagai fitur menarik yang membuat publik membutuhkan virtual reality.
Baca juga: Manfaat Virtual Reality untuk Dunia Properti
Kurangnya Aplikasi Menarik yang Dibutuhkan
Selain kebutuhan, Tony Tang mengatakan bahwa virtual reality belum memiliki sebuah killer application yang benar-benar bisa membantu aspek kehidupan manusia. Untuk menjawab hal tersebut, Meta rela menggelontorkan dana sebanyak $510,000 ke tujuh belas laboratorium pengembangan VR di Amerika Serikat, salah satunya adalah RICELab. Setiap institusi akan mendapatkan sekitar $30.000 untuk melakukan pengembangan selama beberapa bulan.
Meskipun telah diberikan dana sekitar $30.000, banyak ide dari laboratorium yang tentunya akan ditolak Meta. Tang mengatakan bahwa hal ini normal karena ide yang diberikan mungkin saja tidak menguntungkan atau mempermudah aspek kehidupan manusia. Namun, akan ada juga beberapa ide yang diambil dan dikembangkan sendiri oleh tim internal Meta.
Penggunaan Virtual Reality di Beberapa Industri
Meski virtual reality belum ramai digunakan masyarakat, namun jangan lupa kalau teknologi ini sudah membantu dan digunakan banyak industri seperti kesehatan dan otomotif. Beberapa contohnya seperti pelatihan operasi medis bagi calon dokter dan tampilan virtual reality showroom untuk mempermudah visualisasi mobil.
Kalau kamu tertarik dengan virtual reality, kamu juga bisa menggunakan teknologi ini untuk kebutuhan bisnis, loh! Virtual reality sudah banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan bisnis seperti Virtual Training, Virtual Event, dan masih banyak lagi!
smarteye.id merupakan perusahaan virtual reality terpercaya di Indonesia yang bisa memenuhi berbagai kebutuhan VR dan AR kamu! Merupakan bagian dari Telkom Indonesia, smarteye.id telah melayani berbagai klien besar seperti Pertamina, Astra International, Wahana Visi Indonesia, dan lain sebagainya.
Tenang, kamu juga bisa konsultasi dengan para ahli di smarteye.id secara gratis, loh! Konsultasikan kebutuhan sesuai keinginan.
Tunggu apa lagi? Yuk, hubungi smarteye.id sekarang untuk konsultasi gratis!
