Kemampuan augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) untuk pelatihan karyawan bukanlah hal yang baru di kalangan industri 4.0. Di luar negeri sendiri, sejumlah industri sudah membuktikan efektivitas training virtual reality dalam menjalankan training keselamatan kerja.
Berbagai perusahaan manufaktur memanfaatkan VR untuk menjelaskan perihal pentingnya keselamatan kerja. Sama halnya dalam menerangkan prosedur keselamatan kerja, pelatihan mengenai safety induction pun kerap diberikan.
Sebagai pemilik perusahaan, tentu kamu ingin para pekerja tetap aman. Agar pemberian pelatihan dalam keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja jadi lebih mudah, perusahaan kini menggunakan teknologi VR atau virtual reality.
Kira-kira apa saja ya contoh dan penerapan VR dalam pelatihan safety induction di lingkungan kerja? Simak selengkapnya pada artikel di bawah ini!
Definisi Safety Induction
Sebelum merancang simulasi VR untuk pelatihan karyawan, kamu harus tahu pentingnya simulasi keselamatan di lingkungan kerja terlebih dahulu. Sebenarnya, apa sih safety induction itu?
Pada dasarnya, safety induction adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja pada lokasi yang memiliki resiko keselamatan tertentu. Istilah induksi keselamatan ini dikenal juga dengan sebutan safety and health environment, atau dalam bahasa Indonesia, keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Baca juga: “VR untuk Training Perusahaan: Kecanggihan Teknologi untuk Keselamatan”
Mengapa safety induction menjadi penting? Jawabannya tentu saja untuk mencegah kecelakaan kerja. Terlebih jika lokasi kerja para karyawan tinggi dengan potensi bahaya.
Alasan lainnya adalah prosedur kerja rawan terjadi kecelakaan kerja. Misalnya, buruh pabrik atau pekerja yang bekerja di lingkungan konstruksi.
Safety induction pun memiliki standar internasional yang wajib dipenuhi oleh tiap perusahaan. Standar Internasional dalam manajemen kesehatan dan keselamatan kerja diatur dalam ISO 45001.
Dalam peraturan ini, terdapat 10 klausul yang perlu diterapkan dalam organisasi guna meningkatkan sistem manajemen K3. Di Indonesia sendiri, keselamatan kerja diatur oleh UU no.1 Tahun 1970. Setiap prosedur kerja yang diterapkan oleh perusahaan wajib menurutinya untuk meminimalisir potensi bahaya.
Mengapa Safety Induction Penting?
Dilansir dari Bisnis.com, data BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2021 menunjukkan ada 65,89% klaim kasus kecelakaan di tempat kerja dengan rentang waktu paling besar pada pukul 06:00 hingga 12:00. Salah satu faktor yang memicu terjadinya kecelakaan kerja adalah akibat kurangnya kesadaran pekerja maupun perusahaan akan pentingnya keselamatan dalam bekerja.
Potensi bahaya pada lokasi kerja juga kerap diabaikan beberapa oknum. Oleh karena itu, dengan adanya induksi keselamatan (safety induction) diharapkan kemungkinan kecelakaan selama bekerja atau kunjungan dapat dikurangi.
Karyawan baru hingga pengunjung diharapkan sadar akan bahaya yang mengancam dan juga mampu menghadapi resiko terkait bila terjadi. Selain itu, tiap karyawan atau pengunjung diharapkan cepat tanggap dalam keadaan bahaya dengan adanya sosialisasi safety induction.
Pelatihan ini perlu dilakukan setiap kali ada perubahan penting terkait fasilitas kerja. Induksi ulang diharapkan bisa menyegarkan ingatan pekerja akan bahaya dan pengendalian keselamatan kerja.
Baca juga: Perkembangan Teknologi Digital Indonesia dari Waktu ke Waktu
Siapa Target Safety Induction?
Induksi keselamatan perlu dilaksanakan pada pekerja yang baru diterima di suatu kantor sebelum memasuki wilayah kerja. Hal ini juga berlaku pada karyawan yang pindah dari suatu unit kerja ke unit kerja lainnya dengan tugas dan lokasi yang berbeda.
Mengapa demikian? Potensi bahaya dan faktor eksternal di setiap tempat dapat berbeda. Oleh karena itu, karyawan ataupun pengunjung harus dilatih untuk tanggap kondisi berbahaya.
Selain pekerja, tamu maupun kontraktor yang memasuki area kerja juga perlu mendapatkan training ini. Induksi yang dilakukan juga bervariasi mengikuti informasi yang dibutuhkan ya.
Sebagai contoh, induksi lokal bersifat lebih spesifik dibandingkan induksi umum. Induksi tamu biasanya lebih singkat, sedangkan induksi ulang dilakukan pada karyawan yang kurang paham akan aspek K3 saat melaksanakan tugas.
Bagaimana Metode Safety Induction Dilakukan?
Materi induksi keselamatan dapat disesuaikan dengan lingkungan kerja, industri, dan jenis pekerjaan. Umumnya, materi yang dijelaskan adalah sebagai berikut:
Mengenalkan Denah Lokasi Perusahaan
Sebagai perkenalan pertama kepada tamu, kontraktor, maupun pekerja baru, pengenalan denah lokasi kerja secara detail perlu dilakukan. Hal ini menjadi penting, terlebih apabila ukuran gedung kantor cukup besar. Umumnya, pengenalan area khusus ini mencakup smoking area, tempat ibadah, toilet, dan lain-lain.
Menjelaskan Prosedur Pelaporan Kecelakaan Kerja
Tak hanya denah ruangan, kondisi perusahaan juga penting untuk dijelaskan kepada setiap pengunjung dan pekerja. Kondisi khusus pada area kantor perlu dijelaskan untuk mengurangi potensi bahaya kecelakaan kerja, seperti area dengan radiasi tinggi maupun ruangan bermesin pendingin suhu rendah.
Baca juga: Mau Punya Tempat Kerja Nyaman? Jangan Lupakan Penggunaan Virtual Reality di Kantor!
Memperkenalkan Peraturan
Tak kalah penting, kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan perlu diperkenalkan kepada semua pengunjung. Pengenalan peraturan standar ini mencakup larangan membawa senjata tajam dan alat berbahaya, tidak boleh tidur selama jam kerja, dan sebagainya.
Untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja, peraturan untuk memakai alat pelindung tubuh selama jam kerja juga perlu dipahami. Prosedur keadaan darurat, prosedur pelaporan kecelakaan, penggunaan alat pelindung, dan proses evakuasi juga perlu diperhatikan.
Menjelaskan Proses Kerja
Selain pentingnya prosedur pengenalan potensi bahaya spesifik pada area tempat bekerja dan cara mengendalikannya, menjelaskan proses kerja juga penting untuk diperkenalkan dalam safety induction.
Penjelasan proses kerja ini termasuk pelaporan administratif sebelum melakukan kegiatan, terutama bagi pengunjung. Khusus kontraktor, jelaskan prosedur pembuatan izin kerja.
Tips Pembuatan Safety Induction
Menyiapkan konten safety induction yang sesuai dengan bidang usaha tentu sangat penting. Namun, hal ini nggak bisa dilakukan dengan sembarangan atau asal-asalan.
Ada beberapa tips penyampaian safety induction yang bisa kamu ikuti agar lebih dimengerti seluruh pihak. Penjelasan yang jelas dan simpel akan membuat penerapannya menjadi lebih efektif.
Dalam menyampaikan safety induction, perhatikan gaya bahasa yang digunakan. Gunakan gaya bahasa yang mudah dipahami agar dapat diterima dan diimplementasikan dengan baik.
Terapkan pelatihan ini kepada semua bagian perusahaan, tanpa memandang jabatan. Resiko bahaya di tempat kerja dapat menimpa siapa saja tanpa terkecuali. Jadi, jangan ragu untuk berani dan sampaikan prosedur dengan jelas.
Baca juga: Lindungi Karyawan Saat Bekerja dengan Program K3, Bagaimana Penjelasannya?
Lantas apakah ada pihak krusial yang harus mendapatkan prosedur keselamatan lebih dulu, terutama jika ada pembaruan? Jawabannya ada, yaitu pekerja baru atau pekerja yang baru kembali dari cuti.
Pelatihan ini umumnya dilakukan kepada pendatang baru, maupun pekerja yang kembali masuk kantor setelah cuti beberapa saat. Jangan lupa untuk membuat formulir pendataan pekerja yang sudah dan perlu diberikan safery induction ya.
Terakhir, kamu bisa juga memperjelas materi dan menghemat waktu dengan menggunakan bantuan teknologi virtual reality atau VR. Penggunaan VR pada safety induction tentu akan menghadirkan pengalaman yang berbeda dari pelatihan tradisional ya.
VR untuk Safety Induction
Dalam menyampaikan materi K3, perusahaan bisa menjelaskan langsung secara konvensional melalui supervisor. Cara lain yang lumrah dipakai ialah memutar rekaman pelatihan dalam format video dengan alat peraga atau aksesoris VR.
Seiring dengan berkembangnya teknologi untuk bisnis, informasi ini bisa diberikan melalui alat bantu K3 dan 3D interactive virtual reality (VR). Dengan bantuan VR, pekerja tak hanya mendengarkan penjelasan, namun juga bisa merasakan pengalaman simulasi pelatihan yang seakan nyata.
Teknologi ini melibatkan pekerja secara interaktif pada ruang realitas virtual berdasarkan lingkungan kerja yang sesungguhnya. Melalui teknologi ini, pekerja dapat lebih memahami materi K3 dan keselamatannya pun tetap terjamin. Tur 360 derajat juga dapat dilakukan dengan bantuan VR ya.
Penerapan Induksi Keselamatan dengan VR
Selain sukses di dunia gaming dan hiburan, VR juga bermanfaat untuk memastikan keselamatan kerja. Dengan VR, proses pelatihan evakuasi kondisi bahaya dan darurat seperti fire drill, scaffolding, hingga korsleting listrik dapat dilakukan dengan aman.
Sebagai contoh, Porsche menggunakan VR untuk mengedukasi pekerjanya. Perusahaan manufaktur mobil asal Jerman ini menggunakan perangkat headset Oculus Go VR dalam mengedukasi perihal komponen apa saja yang dibutuhkan dalam membuat kendaraan listrik.
Selain resiko keselamatan kerja dalam industri otomotif, VR juga bisa digunakan untuk training di bidang ritel. Perusahaan retail ternama, Walmart, memanfaatkan VR dalam pelatihan keselamatan.
Dalam penerapannya, pekerja dilatih untuk mengatasi konflik dengan berbagai macam karakter pengunjung. Inilah contoh penerapan induksi lingkungan kerja yang dipersonalisasi menurut kebutuhan industri. Tentunya, VR mampu memfasilitasi pelatihan ini menjadi lebih efektif.
Setelah membaca artikel di atas, apakah kamu tertarik untuk mengimplementasikan metode keselamatan dan kesehatan kerja di kantormu? Seperti yang bisa disimpulkan, safety induction adalah hal yang penting bagi bisnismu.
Agar lebih sederhana dan mudah diintegrasikan, kamu bisa memakai VR. Pastikan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan di kantormu dengan safety induction berbasis VR.
Untuk membuat konten safety induction berbasis VR, kamu bisa hubungi smarteye.id, yang menyediakan instalasi VR dan AR untuk bisnismu. Kamu juga bisa baca berbagai informasi teknologi untuk bisnis hanya di laman smarteye.id hanya dengan klik di sini!