Penjelasan Seputar Cybersickness, Motion Sickness, dan Virtual Reality Sickness

Penjelasan Seputar Cybersickness, Motion Sickness, dan Virtual Reality Sickness

Pernahkah kamu tiba-tiba merasa mual dan pusing saat berada di depan layar komputer? Kemungkinan besar, kamu mengalami cybersickness. Kondisi ini adalah gejala yang ditimbulkan akibat terlalu lama menatap layar gadget. 

Tak cuma komputer atau laptop, tapi smartphone ataupun tablet juga dapat menyebabkan cybersickness. Menatap kacamata VR juga bisa menyebabkan efek pusing dan mual. 

Artikel ini akan membahas informasi seputar cybersickness, motion sickness, dan virtual reality sickness. Simak lebih lanjut untuk ketahui pengertiannya ya!

Lihat juga: Bagaimana Cara Kerja Virtual Reality? Baca pada Artikel Berikut

Pengertian Cybersickness

Cybersickness merupakan bentuk gangguan yang terjadi akibat paparan lingkungan extended reality (XR), augmented reality (AR), dan virtual reailty (VR) yang imersif. Cybersickness ini bisa dikatakan sebagai penyakit dunia maya yang umumnya meliputi sakit kepala ringan.

Gejala cybersickness dapat berlangsung dalam hitungan menit hingga berhari-hari. Apabila tidak ditindaklanjuti, efek samping ini bisa semakin parah seperti berubahnya koordinasi tangan dan mata, serta penyakit lainnya.

Berbagai Gejala Cybersickness

Mual

Gejala cybersickness yang umumnya dirasakan ialah mual. Perasaan mual menjadi gejala awal dari gangguan kesehatan ini. Rasa mual dapat terasa lebih buruk jika perutmu sudah terisi penuh atau sedang tidak enak badan.

Pusing

Selain itu, menatap layar dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kepala menjadi pusing atau sakit kepala. Hal ini juga menjadi gejala yang banyak dialami.

Kamu jadi sulit untuk konsentrasi kembali. Perasaan seolah ruangan berputar tentu mengganggu fokusmu.

Ketegangan Mata, Bahu, dan Kepala

Ketegangan mata juga biasanya dirasakan yang kemudian menyebabkan mata kering, iritasi maupun pandangan berbayang. Terlebih, kalau sudah terlalu lama memandang layar, kamu bisa merasakan sakit kepala, pegal-pegal di area bahu dan leher.

Rasa Kantuk dan Keringat Berlebih

Gejala lainnya yang mungkin dirasakan ialah rasa kantuk dan keringat berlebih.

Lantas bagaimana cara mencegah berbagai gejala cybersickness? Artikel ini akan membahasnya lebih lanjut. Simak di bawah ini, yuk

Cara Mencegah Cybersickness

Gerakkan Badan Efektif Kurangi Cybersickness

ciri-ciri Cybersickness
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Sering kali, kita lupa waktu selama bekerja di depan komputer. Semenjak adanya pandemi COVID-19, work from home sudah menjadi bagian dari gaya hidup baru.

Saat segala pekerjaan kantor dirumahkan, waktu menjadi semakin tidak terasa. Mulai dari meeting online, webinar hingga berbagai acara virtual lainnya semakin banyak dilangsungkan.

Langkah pertama untuk mengurangi resiko cybersickness adalah dengan mengerakkan badan sesekali. Kamu bisa bangkit dari tempat duduk untuk berjalan–jalan sesekali ataupun stretching. Hal ini juga dapat membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi kram otot. 

Lihat juga: “Cara Melihat 3D Animals dari Google Search

Istirahatkan Mata

Sama halnya seperti badan, mata juga butuh istirahat. Memandangi layar secara terus menerus apalagi dalam waktu yang cukup lama dapat membuat mata tegang.

Nah, ketegangan inilah yang memicu cybersickness. Sibuk adalah hal yang tak bisa dipungkiri, tapi jangan lupa kalau mata juga punya hak untuk istirahat ya!

Menurut dokter Starr, meminimalisir kelelahan mata karena terlalu lama menatap layar bisa dengan menggunakan metode 20-20-20-20. Metode ini bisa kamu coba dengan melihat benda berjarak 20 kaki selama 20 detik setiap 20 menit sekali.

Kamu juga bisa basahi mata dengan menutup mata selama 20 detik atau berkedip sebanyak 20 kali ya. Apabila mata kering dan lelah, kamu bisa gunakan bantuan obat tetes mata yang bebas pengawet.

Selain itu, perhatikan pula posisi layar komputer yang kamu pakai. Usahakan agar layar sedikit lebih rendah daripada mata kamu. Pandangan mata yang tertunduk akan mengurangi resiko mata kering. Mudah bukan?

Kurangi Paparan Cahaya Biru 

Tahukah kamu? Tiap layar gadget memancarkan radiasi cahaya biru. Cahaya biru dengan dosis yang cukup tinggi dapat memicu kerusakan pada sel-sel sensitif cahaya di retina.

Jika hal ini terjadi, kesehatan mata dapat terganggu. Nah, inilah yang mendorong terjadinya cybersickness. Gunakan kacamata anti radiasi atau atur pencahayaan layar agar tidak terlalu terang. Dengan demikian, mata bisa terhindar dari rasa lelah dan kerusakan jangka panjang. 

Buat To-Do-List

To Do List untuk cegah cybersickness
Foto oleh Francesco Ungaro dari Pexels

Mungkin langkah yang satu ini terdengar tidak memiliki hubungan langsung dengan pencegahan cybersickness. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, budaya work from home telah merubah banyak hal.

Sering kali kita lupa waktu saat bekerja dari rumah dan tidak dapat membedakan waktu kerja dan waktu istirahat. Terlebih, area yang biasanya dipakai untuk istirahat di rumah menjadi area kerja pula. Hal ini dapat menyebabkan bertambahnya jam kerja menjadi lebih lama daripada saat bekerja di kantor. 

Membuat to-do-list atau daftar pekerjaan yang harus diselesaikan berdasarkan prioritas dapat meminimalisir resiko jam kerja berlebih. Kamu dapat mengatur ritme dan durasi kerja yang wajar.

Waktu istirahat menjadi lebih jelas pula ya. Jam kerja yang wajar dan istirahat yang cukup diharapkan dapat menjauhkanmu dari resiko cybersickness.

Pengertian VR Sickness

Gejala yang dirasakan dari pengalaman memakai virtual reality dengan pengalaman scrolling layar yang cepat hampir sama. Oleh karena itu, istilah VR sickness dan cybersickness sering digunakan secara bergantian.

virtual reality sickness
Foto oleh VR Scout

Saat menggunakan perangkat virtual reality, baik dalam keadaan duduk maupun bergerak, pengguna dapat merasa bingung atau seakan mabuk setelahnya.

Hal ini disebabkan oleh perasaan bergerak yang ditangkap otak, padahal badan tetap diam. Pikiran dan tubuh menjadi tidak terhubung dan membuat kebingungan hingga rasa mabuk. Rasa mabuk ini tentu bisa membuat sakit kepala ya.

Faktor Penyebab Virtual Reality Sickness

Dilansir dari alomedika.com, ada beberapa faktor yang dapat menentukan resiko motion sickness pada virtual reality. Faktor pertama adalah jenis kelamin perempuan yang diteliti lebih mudah terkena resiko ini.

Dari segi usia pemain juga berpengaruh. Studi menunjukkan orang yang berusia lebih tua berkemungkinan terkena motion sickness lebih besar.

Faktor lingkungan yang lebih gelap dan tampilan grafik kasar juga bisa menyebabkan gangguan pada pemain. Dari segi durasi, semakin lama pengguna bermain virtual reality, semakin besar juga kemungkinan terkena dampak motion sickness ya.

Pengertian Motion Sickness

Istilah lain yang sering digunakan selain cybersickness dan VR sickness ialah motion sickness. Hal mendasar yang membedakan cybersickness dan motion sickness adalah keterlibatan gerakan.

Cybersickness tidak melibatkan gerakan nyata.Kedua hal ini secara teknis berbeda ya, namun akibat yang dirasakan dari motion sickness serupa.

Gangguan kesehatan ini dapat digambarkan seperti sedang berada di perjalanan menggunakan kapal laut. Saat merasakan mabuk laut, tubuh terguncang dengan gerakan naik turun. Namun, mata tidak melihat adanya bukti guncangan yang signifikan. Hasilnya, perut terasa mual.

Ketidaknyamanan inilah yang bisa memicu gejala-gejala pusing, mual, dan lainnya karena adanya gerakan yang terasa di tubuh. Padahal, tidak terlihat kasat mata.

Cybersickness berbeda dengan motion sickness. Tidak ada pergerakan nyata seperti sedang naik ke kapal. Melainkan, hanya persepsi saja yang memicu timbulnya gejala pada tubuh.

Cara Mengobati Motion Sickness

Untuk meminimalisir ketidaknyamanan ini, kamu bisa mengarahkan fokus pada cakrawala atau objek yang jauh. Kamu bisa coba arahkan pandangan ke satu titik yang jauh.

Saat melakukan ini, jangan gunakan gawai atau membaca apapun. Usahakan pandangan tetap lurus ke arah depan ya.

Kalau kamu menoleh ke kanan dan diri, rasa pusing dan mual bisa bertambah parah. Saat di dalam kendaraan, cari posisi duduk yang nyaman ya.

Tak hanya saat dalam perjalanan jauh, kamu juga bisa merasakan gangguan ini saat bermain game first-person shooter (FPS). Gejala ini ditimbulkan saat karakter game bergerak seolah pemain ikut serta hingga merasa mual dan pusing.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir hal ini ialah menonaktifkan motion blur dan depth of field pada pengaturan permainan. Hindari field of view yang rendah pada PC berjarak dekat untuk menghindari kesan claustrophobic. Kamu juga bisa atur posisi layar monitor agar berada lebih jauh dari pangandan untuk menjaga kesehatan mata ya.

Efek goyang pada game umumnya memberikan kesan permainan yang nyata. Namun kamu bisa nonaktifkan efek headbobbing yang menggerakkan kamera sesuai gerak pemain. Sesuaikan pula tingkat cahaya layar dengan ruangan agar pandangan lebih nyaman.


Itulah berbagai cara untuk mengatasi cybersickness, motion sickness dan virtual reality sickness. Kamu bisa coba terapkan salah satu atau ketiganya untuk mengurangi resiko gangguan kesehatan jangka panjang.

Dengan cara di atas, kamu bisa jadi lebih sehat dan produktif. Kalau kamu tertarik dengan informasi seputar teknologi lainnya, kamu bia kunjungi situs smarteye.id dengan klik di sini

Nada Syafira

Nada Syafira

Jakartans who writes in exchange for mouth-watering delicacies by weekdays. A whimsical wanders who travels by weekend.