Meskipun sudah populer dan sering jadi buah bibir, teknologi augmented reality masih terdengar asing. Terutama dikalangan pelaku UMKM (Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah) dan pelaku usaha kecil-kecilan.
Keterbatasan modal untuk pengadaan alat, pembuatan video, hingga investasi pada teknologi augmented reality jadi kendala utama. Jangankan untuk penerapan teknologi, arus kas UMKM saja sering kekurangan.
Tentu, fakta tersebut cukup ironis mengingat UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Kontribusinya pada PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai sekitar 60%. Sayangnya, sumbangannya yang besar pada perekonomian tidak diiringi dengan penerapan teknologi yang mumpuni.
Alhasil, daya saing UMKM selalu menjadi pekerjaan rumah yang tidak pernah selesai. Kini, sudah saatnya UMKM menggunakan teknologi terkini agar bisnisnya makin melesat, salah satunya adalah augmented reality.
Tahukah Anda? Apa saja kegunaan teknologi augmented reality dalam kehidupan sehari-hari? Klik di sini, untuk info lebih lanjut!
Potensi UMKM
Sebagai entitas bisnis, UMKM punya potensi yang luar biasa dalam penerapan teknologi augmented reality. Selain jumlahnya yang begitu besar, UMKM juga dapat menyasar masyarakat luas.
Tentu, teknologi ini akan memudahkan berbagai operasi bisnis, khususnya promosi produk. Produk kerajinan seperti kursi dan meja rotan, ornamen ukiran, hingga produk batik bisa dipromosikan dengan sangat menarik melalui augmented reality (AR).
Lihat juga: 4 Langkah yang Harus Dilakukan Sebelum Menggunakan AR untuk Event
Calon pembeli dari dalam dan luar negeri pun lebih mudah mensimulasikan letak furniture asli Indonesia dalam ruangan mereka. Inilah pengalaman luar biasa dalam berbelanja. Pengalaman berbelanja di masa depan. Tidak ada lagi cerita furniture tidak muat atau terlalu besar dalam sebuah rumah. Karena ukuran dan kesesuaiannya sudah diatur sedemikian rupa melalui teknologi AR.
Hal serupa juga diterapkan pada penggunaan pakaian batik. Keberadaan teknologi AR dapat meng-capture keindahan pola kain batik pada badan calon pembeli. User experience yang dihadirkan augemented reality menjadi daya tarik tersendiri sehingga potensi pembelian pun makin tinggi.
Selain promosi, teknologi AR juga membantu pelaku usaha dalam melakukan pekerjaan. Pekerjaan seperti jasa arsitektur, konstruksi, hingga pembuatan karya seni dapat digambarkan dengan lebih nyata. Tingkat kesalahannya juga makin minim. Secara otomatis, produk yang dihasilkan juga makin tinggi kualitasnya. Daya saing produk bisnis kecil-kecilan dan UMKM pun makin hebat.
Jangan Cuma Melek! Jadilah Pelopor!
Isu tentang banyaknya UMKM yang cenderung enggan mengadopsi teknologi mutakhir, seperti augmented reality perlu diluruskan. Anggapan bahwa augmented reality mahal harus dihapuskan.
Mengapa demikian? Mahalnya penerapan augmented reality bisa jadi karena AR belum benar-benar dipakai banyak orang seperti smartphone. Jadi, harus ada keyakinan jika di masa depan teknologi AR akan terjangkau.
Bahkan, saat ini pun sudah ada platform penyedia layanan teknologi augmented reality dengan harga bersaing dan kualitas terbaik, yaitu smarteye.id. Sebelum menggunakan layanan ini, Anda dapat berkonsultasi secara gratis tentang layanan dan fitur yang Anda inginkan.
Pada titik ini, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian bangsa tidak boleh hanya melek teknologi, tapi pelopor penggunaan teknologi khususnya teknologi augmented reality. Dengan langkah ini, UMKM akan menjadi enabler bagi transformasi digital di tanah air.