Tingkatkan Performa VR Dengan Perbaiki 6 Hal Ini

Tingkatkan Performa VR Dengan Perbaiki 6 Hal Ini

Perkembangan teknologi saat ini makin bertambah pesat. Perangkat-perangkat yang sudah ada pun diperbarui sehingga memiliki berbagai macam fitur menyenangkan yang tentu juga sangat berguna. 

Teknologi Virtual Reality atau VR pun juga melakukan hal yang sama. VR mengadakan pembaruan performa VR untuk pengalaman yang lebih berkesan.

Penasaran bagaimana cara untuk meningkatkan performa virtual reality demi pengalaman yang lebih menyenangkan? Baca artikel yang satu ini, yuk!

Lihat juga: “Jalan-jalan ke Masa Depan dengan Museum Virtual Tour Imersif di Dubai”

Informasi Lengkap Terkait Peningkatan Performa VR untuk Kamu

Cukup banyak yang mengulas tentang bagaimana VR mengubah kehidupan manusia salah satunya membantu dalam bidang pendidikan, pemasaran, dan hiburan. Contohnya seperti adanya perangkat untuk simulasi mengemudi, kampanye pemasaran suatu brand, atau bermain game untuk melepas penat.

Perkembangan yang terlihat dalam perangkat VR misalnya seperti headset wireless atau nirkabel. Kemudian ada juga inovasi untuk menciptakan VR stand-alone atau perangkat yang dapat dimainkan tanpa harus ada hubungan dengan konsol dan PC lain. 

Selain perkembangan perangkat yang terus maju, aplikasi dan game pendukung yang semakin banyak dan tersebar luas ya. Meski sudah semakin terdepan, teknologi Virtual Reality ini masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan agar pengalaman pengguna semakin berkesan. 

Berikut perbaikan yang harus dilakukan untuk perkembangan performa VR yang lebih baik di masa depan. Simak di bawah ini:

Pelempar Akurat

Saat menggunakan headset VR dengan pengontrol, gerakan tangan dirancang agar terkoneksi dengan baik. Tetapi, masih sering ditemui sedikit masalah, yakni sulitnya menavigasi lemparan jika dibutuhkan dalam sebuah gerak permainan. 

Pengontrol sulit untuk mendeteksi dan menawarkan rasa berat dari benda yang ingin ‘diambil’. Sehingga pada saat pengguna melempar, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapakan.

Pelemparan terkadang terlihat aneh dan tidak wajar, begitu pula dengan kecepatannya. Terkadang, ada beberapa game yang mengaplikasikan penambahan objek virtual di waktu tertentu. 

Namun, pengguna malah tidak merasakan adanya perbedaan berat dan beban dari objek virtual ya. Hal ini tentu mengurangi esensi pengalaman bermain di ruang virtual. 

Microsoft saat ini sedang mencoba untuk memperbaiki hal itu. Solusinya bisa ada dalam umpan balik haptic, atau sebuah teknologi terbaru yang mengedepankan sebuah perangkat agar bisa memberi umpan balik indrawi kepada pengguna. 

Contohnya, sebuah controller akan bisa menghadirkan rasa berat dari beban virtual yang digenggam, atau bahkan dapat memberi rasa sakit. Adapun, mode getar handphone yang biasa kamu gunakan merupakan contoh dari teknologi ini. 

Microsoft juga telah meluncurkan PIVOT, yakni perangkat haptic yang digunakan pada pergelangan tangan. Perangkat ini bisa secara akurat menghadirkan mekanisme melempar dan menggenggam.

Perangkat ini juga bisa membiarkan tanganmu terasa bebas saat tidak menggenggam apapun. Teknologi ini diharapkan menjadi controller yang dibutuhkan untuk perkembangan VR di masa depan.

Motion Sickness

Motion sickness atau mabuk gerak adalah perasaan yang umum didapatkan oleh pengguna setelah memakai headset VR. Perasaan mual tersebut muncul dalam penggunaan VR karena kamu berada pada dunia maya yang bergerak dengan posisi tubuh fisik yang stabil. 

Sangat disarankan untuk memulai penggunaan VR dengan permainan yang tidak membutuhkan gerak berjalan yang terlalu banyak. Contohnya adalah permainan Beat Saber. 

Permainan ini akan membantu kamu lebih fokus dengan suatu hal dan tidak berpindah tempat. Walaupun begitu, terkadang pemain yang sudah terbiasa dengan pergerakan ini pun masih bisa menderita motion sickness ya.

Dalam upaya mengurangi motion sickness pada pengguna, perusahaan Valve bersama dengan OpenBCI meneliti headset yang berinteraksi langsung dengan sinyal otak untuk mengurangi efek mual yang diderita pengguna VR. Kecepatan refresh pada perangkat juga dioptimalkan karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motion sickness

Nilai Hertz pada perangkat juga disesuaikan agar nyaman untuk pengguna. Contohnya, perangkat Oculus Quest 2 sudah mempunyai spesifikasi Hertz yang cukup tinggi yaitu 90Hz, meskipun belum mencapai bar 120Hz Indeks Valve ya. 

Opsi kenyamanan juga sudah umum pada game VR. Ada beberapa perangkat yang memberikan pilihan pengaturan seperti menonaktifkan goyangan kamera, pengaturan mode gerak dan pembatasan bidang penglihatan. 

Pengembang bisa memperingati pengguna akan resiko penggunaan. Walau efeknya terkesan tidak cukup signifikan, namun tindakan preventif ini tentu baik ya. 

Para calon pengguna bisa membuat keputusan yang bijak sebelum memilih permainan. Contohnya, Oculus Store memberi kode warna pada setiap permainan untuk opsi ‘Nyaman’, ‘Sedang’, dan ‘Intens’. Dengan begitu, para pengguna bisa menyesuaikan pengaturan perangkat dengan kebutuhannya. 

Penetapan Harga

Memang kebanyakan perangkat headset Virtual Reality dengan resolusi terbaik ada di harga yang cukup tinggi sehingga tak semua kalangan dapat menjangkaunya. Terlebih, jika headset VR dihubungkan dengan PC. Hal ini disebabkan karena perangkat utama PC pun juga sudah mahal ya. 

Perangkat yang dianggap cukup eksklusif adalah Oculus Quest, Vive Cosmos dan Valve Index. Lalu, ada headset VR yang dihubungkan dengan PC seperti Oculust Rift. 

Namun, harga yang dibanderol cukup tinggi ini sebanding dengan kualitas perangkat yang ditawarkan ya. Harga yang sangat bervariatif memang menjadi salah satu hal yang harus dipikirkan baik-baik oleh calon pengguna agar tidak salah memilih headset VR sesuai kebutuhan dan anggaran.

Aksesibilitas

Masalah yang paling utama pada peningkatan performa VR adalah dari segi aksesibilitasnya. Cukup banyak game yang mengajak pengguna secara aktif melakukan berbagai aktivitas seru, namun mobilitas pengguna terbatas. 

Contohnya adalah jika ada pengguna yang menderita rabun namun harus memakai lensa kontak untuk memasang headset VR. Hal tersebut tidaklah mudah dan bisa saja menyebabkan alergi apabila pengguna terlalu lama memakai headset VR.

Untuk menjawab masalah ini, perusahaan ternama Microsoft membuat SeeingVR untuk pengguna yang mempunyai masalah penglihatan. Selain itu, Oculus juga menyediakan ‘Accessibility Virtual Reality Checks’ (Pemeriksaan Aksesibilitas Virtual reality), lho!

Selain itu, SteamVR, 2MW telah meluncurkan WalkinVR. Walau begitu, masalah ini masih jauh dari solusi yang tepat dan membutuhkan pengembangan ke arah yang lebih baik ya. 

WalkinVR
Foto oleh Road to VR

Kenyamanan Headset

Dari awal datangnya headset VR, sudah ada saran agar pengguna menerapkan istirahat secara berkala saat menggunakan perangkat ini. Tetapi tak menutup kemungkinan bahwa pemain terlalu asyik sehingga lupa untuk beristirahat.

Hal ini mungkin terjadi karena manusia memang tidak terbiasa untuk memakai headset yang cukup berat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dampak secara fisik tentu bisa menerpa pemain seperti pegal leher, hidung, mata dan kepala.

Beberapa solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menambahkan bantalan di sisi headset, atau membeli strap serta pengikat yang dapat menyeimbangkan berat dari perangkat VR. Aksesoris tersebut dijual secara terpisah tentunya.

Gerakan Kaki

Tidak hanya gerakan tangan dan kaki, bahkan VR dan pengontrol belum dapat meregistrasikan gerak seluruh tubuhmu. 3dRudder dan AgileVR punya solusi yang menjanjikan: adanya pengontrol kaki dan exoskeleton, meski mengurangi pelindung kekuatan Ripley dan lebih banyak melacak gerakan penjepit lutut. 

Penggerakan dalam perangkat VR masih sulit dilakukan dengan benar. Adanya perpindahan dalam game VR terkadang masih tidak terasa terlalu dalam, mirip seperti masalah pada pelemparan yang belum akurat. 

perangkat tambahan Agile VR
Foto oleh Mechatech

Keduanya adalah solusi ringan yang dapat melacak gerakan kakimu. Namun, karena teknologi ini belum diadopsi oleh pengembang VR seperti Oculus atau Valve, teknologi tersebut masih tetap tersisihkan. Saat ini, pengembang VR harus menemukan solusi dari masalah-masalah tersebut agar di masa depan, perangkat VR bisa dipakai dengan nyaman oleh khalayak.

Nada Syafira

Nada Syafira

Jakartans who writes in exchange for mouth-watering delicacies by weekdays. A whimsical wanders who travels by weekend.