Augmented reality (AR) merupakan salah satu inovasi teknologi yang mampu menggabungkan objek virtual dengan objek nyata. Salah satu bidang yang mendapatkan manfaat positif dari AR ialah pendidikan. Terlebih, semenjak pandemi COVID-19, proses pembelajaran tatap muka menjadi terhambat. Siswa tidak bisa mengeksplorasi materi pembelajaran sebebas biasanya. AR untuk edukasi hadir sebagai solusi yang inovatif.
Tahukah kamu, ada karya anak bangsa yang bisa dipakai untuk mempelajari planet secara virtual? Lima mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unesa) berhasil menciptakan aplikasi Planetarium Glass. Mereka adalah Devaldi Akbar Suryadi, Rr. Fadila Kusumaning Ayu, Nur Fauziah, Zahrotul Jannah dan Tri Nadia Ningsih.

Aplikasi ini sukses meraih juara satu lomba nasional kreativitas mahasiswa Lo Kreatif 2020 yang diadakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia Wilayah VII Jawa Timur. Mulanya, ide ini muncul dari keikutsertaan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Sayangnya, saat itu mereka tidak lolos. Namun, kegagalan inilah yang membawa kemenangan pada LoKreatif 2020.
Devaldi Akbar Suryadi, salah satu diantara kelima mahasiswa Unesa, menjelaskan bahwa aplikasi ini dibuat untuk membantu pembelajaran siswa sekolah dasar. Menurutnya, aplikasi ini akan membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran luar angkasa di kelas sains.
Lihat juga: “Event Online Menarik untuk Mahasiswa”
Cara Kerja Planetarium Glass
Aplikasi Planetarium Glass memiliki fitur augmented reality yang bisa memproyeksikan objek virtual pada lingkungan fisik. Siswa dapat melihat penjelasan dari planet yang ada pada tata surya. Misalnya, saat memilih kartu objek bumi, siswa akan melihat animasi bumi berputar secara 3D dan disertai penjelasan terkait planet tersebut.
Aplikasi ini diharapkan dapat menambah minat siswa dalam belajar dan memperdalam pemahaman materi yang diajarkan. Hal ini juga bisa menjadi solusi untuk meningkatkan tingkat literasi siswa dalam bidang sains. Bagaimana tidak, materi pelajaran dibuat menarik dan menyenangkan, tentu siswa tidak akan merasa bosan ya!
Augmented Reality untuk Edukasi
Di Indonesia sendiri, konten AR edukasi sudah cukup banyak dikenal dan diterapkan dalam proses pembelajaran sehari-hari. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi atau Kemendikbud Ristek turut mengembangkan AR dengan menghadirkan platform Rumah Belajar. Rumah Belajar ini menjadi platform alternatif Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ yang dilangsungkan semenjak adanya pandemi COVID 19.
Semenjak pandemi, siswa tidak bisa berinteraksi dengan bebas saat belajar. Pembelajaran terasa monoton karena dilakukan dari rumah saja. Program berbasis konten augmented reality ini dibuat untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih menarik. Materi AR edukasi yang dihadirkan sesuai dengan kurikulum pada jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, SMA hingga SMK.
Platinum Glass dan Rumah Belajar menjadi bentuk penggunaan AR edukasi di Indonesia. Selain untuk pendidikan, tentu augmented reality dapat digunakan dalam berbagai industri lainnya, termasuk bisnis. Jika kamu tertarik dengan teknologi ini, kamu bisa kunjungi situs resmi smarteye.id untuk dapatkan informasi lebih lanjut. Kamu juga bisa dapatkan konsultasi gratis terkait penggunaan augmented reality pada bisnis. Caranya mudah, cukup klik di sini saja ya!