Mungkin kamu sudah cukup akrab dengan istilah augmented reality dan virtual reality serta pengalaman imersif yang ditawarkan. Kamu bisa memasuki dunia virtual baru dengan bantuan headset yang menarik dan interaktif. Pengalaman melihat dunia baru ini saja sudah cukup memukau. Bayangkan apabila kamu bisa turut merasakan sensasi sentuhan dari dunia virtual yang kamu masuki, seperti perasaan panas dari api maupun dinginnya hujan.
Apakah hal ini mungkin terjadi? Mengapa tidak? Perkembangan teknologi yang begitu pesat kini memungkinkan kamu untuk merasakan sensasi sentuhan di kulit seiring perubahan kondisi pada lingkungan sekitar. Konsep ini dikenal dengan sebutan artificial touch. Baca selengkapnya definisi dan cara kerja artificial touch pada artikel di bawah ini yuk!
Lihat juga: “Daftar Perangkat VR/AR Canggih yang Harus Kamu Ketahui!”
Sejarah Artificial Touch
Artificial touch menggunakan bahan kimia pilihan yang digunakan untuk meniru berbagai sensasi berbeda pada permukaan kulit. Sebenarnya, stimulan seperti ini sudah lama digunakan untuk memahami indera manusia yang paling kompleks, yakni sentuhan. Mulanya, studi tentang capsaicin, ekstrai cabai dan mentol yang bisa ditemukan dalam peppermint telah membantu pengetahuan tentang reaksi tubuh terhadap kondisi panas dan dingin. Studi ini telah ada sejak tahun 1990-an ya.
Kini, Jasmine Lu dan rekan-rekannya di University of Chicago menggunakan penelitian tersebut untuk menciptakan sensasi baru pada lingkungan virtual yang jauh lebih realistis lagi. Jasmine, selaku peneliti Human Computer Interaction, mengeksplorasi bagaimana kita dapat membangun masa depan dengan teknologi yang lebih interaktif agar inovasi terus berkembang secara berkelanjutan.
Pengembangan Chemical Haptics
Dalam teknologi yang dikenal dengan sebutan chemical haptics, Jasmine Lu membuat perangkat yang bisa dipakai dan apabila ditempatkan pada kulit, akan memberikan sensasi tertentu. Perangkat haptic yang tergolong baru ini dapat memberikan sensasi haptic dengan cara mengirimkan stimulan cair ke kulit pengguna. Setelah menyerap stimulan ini, reseptor pada kulit pengguna akan dipicu secara kimiawi, sehingga merasakan sensasi yang berbeda. Jasmine dan rekannya mengidentifikasi lima bahan kimia yang dapat membuat sensasi haptic tahan lama. Diantaranya adalah kesemutan (sanshool), mati rasa (lidocaine), sengatan (cinnamaldehyde), panas (capsaicin), dan dingin (menthol).
Untuk menerapkan pendekatan dalam berbagai pengaturan VR, Jasmine dan tim merancang perangkat wearable mandiri yang dapat dikenakan pada permukaan kulit mana saja. Pengguna bisa merasakan sensasi ini pada wajah, lengan dan kaki. Sebagai contoh, saat pengguna masuk ke dunia virtual dan menjelajahi game sebagai petugas pemadam kebakaran, sensasi panas dapat kamu rasakan saat berdiri dekat dengan kobaran api.
Teknologi artificial touch ini diimplementasikan dalam bentuk tambalan silikon lembut. Perangkat akan menggunakan pompa mikro untuk mendorong stimulan cair melalui saluran yang terbuka ke kulit pengguna untuk kemudian diserap. Dalam studinya, Jasmine dan rekan merancang lima pengalaman VR interaktif yang memanfaatkan chemical haptics dan mempelajari pengalaman VR dari para pengguna dengan dan tanpa chemical haptics. Penelitian ini menawarkan rekomendasi tentang bagaimana artificial touch dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman virtual yang lebih interaktif.
Menakjubkan bukan konsep artificial touch di atas? Sudahkah kamu siap untuk rasakan dunia virtual yang semakin mirip dengan kenyataan? Kalau kamu ingin ketahui tentang informasi teknologi terkini, kamu bisa kunjungi situs smarteye.id untuk baca lebih banyak. Caranya mudah, hanya tinggal klik di sini saja ya!